TARAKAN – Setelah menunggu selama tiga tahun lebih sejak selesai dibangun pada 2017, pasar rakyat di Kelurahan Kampung Empat akhirnya bisa dimanfaatkan untuk berdagang, sekaligus menggairahkan perekonomian di Kecamatan Tarakan Timur.
Pemanfaatan pasar yang diberi nama pasar rakyat Bais itu ditandai dengan peresmian oleh Wali Kota Tarakan dr. H. Khairul M.Kes, Sabtu (10/3/2021). Turut menyaksikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltara Yufrizal, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) serta sejumlah kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemkot Tarakan.
Dalam arahannya, wali kota menjelaskan bahwa pembangunan Pasar Rakyat Bais menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) tahun 2017 dan selesai dibangun pada tahun itu juga. Akan tetapi belum dilengkapi dengan fasilitas. Seperti listrik, jalan, dan lain-lain.
Pemkot Tarakan kemudian melengkapi infrastuktur penunjang tersebut secara bertahap sehingga bisa dimanfaatkan saat ini.
“Kita bangun tahun 2020, termasuk tempat parkir ini, termasuk jalan masuk. InsyaAllah ini akan kita aspal, untuk sementara memang masih agregat, tapi insyaAllah mudah-mudahan tahun ini juga akan kita bangun,” ujar wali kota.
Wali kota menjelaskan, kawasan pasar rakyat Bais akan menjadi pusat pertumbuhan baru di Tarakan. Karena di sekitar pasar nantinya akan dibangun juga beberapa sarana. Seperti gedung Tarakan Convention Center yang bisa memuat hingga 3 ribu orang, asrama haji transit serta SMPN 11 Tarakan.
Untuk pengembangan pasar rakyat Bais sendiri, Pemkot Tarakan juga berencana membangun ruko-ruko di pinggir jalan masuk. Namun pembangunannya direncanakan pada tahap selanjutnya. Termasuk juga pembangunan tempat berjualan untuk pedagang kuliner kaki lima.
Ditemui usai peresmian, wali kota menjelaskan bahwa dimanfaatkannya pasar rakyat Bais juga untuk mengakomodir keinginan pedagang yang ingin segera berjualan. Pasalnya, dari awal jumlah pedagang sudah penuh.
Sehingga dengan dimanfaatkannya pasar tersebut, wali kota berharap bisa menggerakkan roda ekonomi di wilayah timur Tarakan. Sekaligus menata pedagang yang berjualan di luar pasar untuk masuk ke dalam, agar tidak terkesan kumuh. (adv/jkr-1)
Discussion about this post