TARAKAN – Bank Indonesia menyelenggarakan Diseminasi Laporan Perekonomian Provinsi (LPP) Kalimantan Utara (Kaltara) Semester 1 tahun 2023 di Kayan Multi Fuction Hall, Hotel Tarakan Plaza, Selasa (21/3/2023).
Dihadiri oleh Ketua Komisi II DPRD Kaltara, Ihin Surang, Forkopimda provinsi dan kabupaten/kota, pimpinan instansi vertikal, pimpinan perusahaan dan asosiasi usaha, pimpinan perbankan, pimpinan media massa, ISEI dan akademisi.
Webinar dengan tema Tarik Investasi Industri Hilirisasi dalam rangka Menjaga Ketahanan Ekonomi Kaltara dihadiri total 250 orang baik online maupun offline.
Kepala Perwakilan BI Provinsi Kaltara, Wahyu Indra Sukma menyampaikan ekonomi Kaltara 2022 tumbuh resilien di tengah dinamika global.
PDRB Kaltara 2022 tercatat tumbuh positif 5,34 persen (ctc), lebih tinggi dari capaian pada tahun 2021 sebesar 3,98 persen (ctc). Bahkan, pertumbuhan ekonomi Kaltara lebih tinggi dari capaian Nasional sebesar 5,31 persen (ctc).
Ia menilai, kebijakan pada tahun 2022 dinilai efektif mendukung kinerja positif tersebut. Di antaranya akselerasi vaksinasi yang mampu menurunkan penyebaran Covid-19 dan mendukung mobilitas dan aktivitas ekonomi masyarakat.
Selain itu, peran fiskal sebagai shock absorber mendukung konsumsi domestik dan daya beli masyarakat. Kebijakan lain yakni keberlanjutan Program Strategis Nasional.
Digitalisasi dalam mendukung efisiensi, produktivitas, dan inklusifitas perekonomian serta strategi dan upaya pengendalian inflasi yang terimplementasi dengan baik juga dinilai sebagai kebijakan yang efektif.
Selain mampu memanfaatkan momentum pemulihan ekonomi serta tren boom harga komoditas pada sektor pertambangan, ekonomi Kaltara 2022 juga didukung tingginya realisasi investasi tahun 2022 yang berdasarkan data BKPM mencapai Rp 13,7 triliun, lebih tinggi dari target yang ditetapkan oleh BKPM sebesar Rp 9,5 triliun.
Ia meyakini ekonomi Kaltara tahun 2023 akan tetap tumbuh positif pada kisaran 4,87-5,67 persen (ctc). Dibutuhkan sinergi dan ekstra effort dalam rangka mengawal sumber-sumber pertumbuhan ekonomi tahun 2023, khususnya mendorong realisasi investasi proyek strategis yang diyakini akan menjadi leapfrog atau lompatan katak untuk transformasi ekonomi kaltara.
Selanjutnya, pada tahun 2024, pertumbuhan ekonomi kaltara akan semakin akseleratif sejalan dengan realisasi investasi proyek strategis nasional beserta multiplier efeknya yang akan semakin dirasakan manfaatnya.
Dari sisi inflasi, data BPS menunjukkan bahwa inflasi gabungan 2 kota (IHK) di Kaltara pada 2022 tercatat sebesar 4,74 persen (yoy), lebih rendah dari inflasi Kalimantan sebesar 5,94 persen (yoy) maupun Nasional 5,51 persen (yoy).
Inflasi yang terkendali ini. Menurut Wahyu, berkat sinergi positif Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Kaltara melalui berbagai program. Seperti Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Gerakan Menanam, koordinasi melalui HLM TPID, operasi pasar, pemantauan harga ke agen, sidak pasar dan Subsidi Ongkos Angkut (SOA).
Di tahun 2023 ini, dari sisi inflasi dihadapkan sejumlah tantangan. Seperti fluktuasi harga komoditas energi yang diperkirakan masih akan berlanjut pada tahun 2023.
Selain itu, mobilitas masyarakat yang semakin meningkat diprakirakan akan meningkatkan permintaan, khususnya pada momen tertentu apabila tidak diimbangi dengan pemenuhan pasokan yang memadai, dapat menimbulkan fenomena supply shocks.
“Untuk itu, segenap anggota TPID se-provinsi Kaltara perlu menguatkan sinergi dan menyusun langkah pengendalian inflasi yang tepat dan efektif untuk menjaga tekanan inflasi tetap terkendali dan memenuhi target sasaran inflasi sebesar 3±1 persen tahun 2023 ini” ujar Wahyu dalam sambutannya.
Wahyu menambahkan bahwa peningkatan investasi pada industri pengolahan atau hilirisasi diyakini merupakan langkah strategis untuk menjaga ketahanan ekonomi, di tengah tantangan perlambatan ekonomi global saat ini, sekaligus akan menjadi akselerator pertumbuhan ekonomi pada masa mendatang.
Sejalan dengan peningkatan target realisasi investasi pada industri hilirisasi tersebut, diharapkan transformasi ekonomi Indonesia maupun Kaltara dari yang berorientasi sumber daya alam menjadi produk-produk yang bernilai tambah tinggi juga semakin cepat terealisasi dalam rangka menyongsong Indonesia Emas 2045.
“Ekonomi Kaltara terbukti resilien dengan tumbuh tinggi pada tahun lalu dengan inflasi yang terkendali. Kami optimis resiliensi Kaltara tersebut akan menarik bagi investor baik dalam negeri atau luar negeri ditambah dengan potensi kewilayahan maupun sumber daya yang dimiliki Kaltara,” tuturnya.
Sementara itu, Analis Kebijakan Ahli Muda DPMPTSP Provinsi Kaltara, Rahman Putrayani menjelaskan potensi perikanan dan cold storage Kaltara dengan produksi udang windu sebesar 9.240 ton/tahun, ikan bandeng 4.894 ton/tahun serta tangkapan kepiting bakau 6.000 ton/tahun. Dengan data itu, terdapat peluang investasi di sektor idustri pengolahan.
Selanjutnya di sektor hilirisasi industri CPO (Crude Palm Oil) dengan produksi kelapa sawit di Kaltara sebesar 2,1 juta ton/tahun. Potensi rumput laut juga memiliki peluang investasi cukup baik dengan produksi sebesar 627.875 ton/tahun (basah). Hilirisasi industri rumput laut terletak di Kabupaten Nunukan dan Kota Tarakan dengan nilai investasi Rp 40 miliar. (*)
Sumber: KPwBI Provinsi Kaltara
Discussion about this post