TARAKAN – Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltara, Hasiando Ginsar Manik perekonomian Bumi Benuanta di tahun 2025 tumbuh lebih tinggi di kisaran 4,7 – 5,4 persen (yoy).
Hal itu disampaikannya dalam Pertemuan Media dan Wartawan se-Kaltara di ruang Serbaguna Kantor Perwakilan Bank Indonesia di Tarakan, Jumat (7/2/2025).
“Mudah-mudahan nanti di 2026 kita optimis bahwa ekonomi akan membaik seiring dengan mulai berproduksinya beberapa industri di Kawasan Industri Hijau Indonesia,” ujar Hasiando Ginsar Manik.
“Kita memperkirakan akan lebih tinggi, berkisar pada 4,7 sampai 5,4 persen,” lanjut pria yang kerab disapa Ando ini.
Tren pertumbuhan yang tetap positif tersebut terutama didorong oleh aktifitas masyarakat yang menguat sehingga mendorong kinerja konstruksi seiring dengan IKK yang masih optimis.
Selain itu, mulai beroperasinya beberapa industri pengolahan di Kaltara, pekerjaan proyek strategis yang terus berprogres, program pemerintahan baru yang mendorong permintaan lebih tinggi serta permintaan domestik yang terjaga seiring dengan masifnya pembangunan smelter di Indonesia.
Meski demikian, Ando juga tidak pungkiri ada beberapa risiko yang akan dihadapi.
Di antaranya ketidakpastian global disertai dengan risiko perlambatan ekonomi dunia, inflasi global yang diperkirakan masih cukup tinggi serta prospek penurunan permintaan batubara dunia ditengah akselerasi pemanfaatan energi hijau.
Untuk mengantisipasi hal itu, upaya Bank Indonesia mendukung pertumbuhan ekonomi di Kaltara di antaranya memfasilitasi peningkatan produksi dan produktifitas hasil pertanian di Kaltara.
“Kita ada beberapa petani binaan, kita coba mendorong produktifitas hasil pertanian mereka. Baik itu jagung, cabai, bawang merah, kita berkontribusi di sana,” ungkap Ando.
Selain itu, pihaknya juga akan memastikan kelancaran transaksi dan digitalisasi pembayaran melalui perluasan penggunaan QRIS, ETPD, dan penambahan jumlah ATM di Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI).
Upaya lainnya adalah melakukan diskusi lintas mitra kerja utama antara lain TPID, TP2DD, dan FGD dengan pemerinta daerah, akademisi dan pelaku usaha untuk menemukan solusi strategis isu terkini dan rekomendasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Kaltara. (jkr)
Discussion about this post