BANDUNG – Program Kesiapsiagaan Polio yang sudah berjalan beberapa bulan, memasuki tahap akhir. Ditandai dengan pertemuan pembelajaran sekaligus penutupan.
PMI Provinsi Kalimantan Utara, PMI Tarakan dan PMI Malinau juga mengirim utusan untuk menghadiri kegiatan yang berlangsung 23-27 di Grand Tjokro Premiere Hotel Bandung Jawa Barat.
“Dari provinsi 3 orang, dari Tarakan 4, dari Malinau 3,” ujar Kepala Markas PMI Kaltara, Amrin, dikonfirmasi melalui telepon genggamnya, Kamis (24/8/2023).
Adapun tujuan umum dari kegiatan ini adalah mendokumentasikan seluruh pengalaman dari pelaksanaan program kesiapsiagaan polio baik pada tingkat pusat, provinsi hingga kabupaten dan kota menjadi pembelajaran yang dapat kembali dirujuk sebagai referensi untuk kegiatan-kegiatan serupa di masa depan.
Selain itu, tujuan khusus dari lokakarya ini adalah mendapatkan pemutakhiran data dan informasi cakupan imunisasi rutin secara Nasional dari Kemenkes RI.
Juga bertujuan mengidentifikasi dan merangkum strategi, kapasitas dan sumber daya dalam pelaksanaan program kesiapsiagaan dan respon polio yang dilakukan PMI baik di level pusat, provinsi maupun kabupaten dan kota.
Selain itu, mengidentifikasi dan merangkum kendala atau tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan program kesiapsiagaan dan respon polio baik di level pusat, provinsi maupun kabupaten dan kota.
Juga dimaksudkan mengidentifikasi dan merangkum praktik-praktik baik yang didapatkan selama pelaksanaan program kesiapsiagaan dan respon polio baik di level pusat, provinsi maupun kabupaten dan kota.
Kegiatan ini juga mengidentifikasi strategi langkah keberlanjutan kolaborasi PMI dengan lintas stakeholder dan pemerintahan desa dan kelurahan target dalam kegiatan kesehatan masyarakat.
Serta menghasilkan rekomendasi bersama untuk perbaikan dan peningkatan program kesiapsiagaan dan respon polio di masa yang akan datang. (*)
Discussion about this post