TARAKAN – Melihat pengalaman pada tahun-tahun sebelumnya, inflasi selalu terjadi di Kalimantan Utara (Kaltara) pada momentum Ramadan. Begitu juga di tahun ini.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kalimantan Utara (Kaltara) mencatat bahwa Kaltara mengalami inflasi pada April 2021 yang juga bertepatan masuknya bulan Ramadan, sebesar 0,55 persen (mtm).
Inflasi itu disumbangkan oleh kota Tarakan yang mengalami inflasi sebesar 0,73 persen (mtm), sedangkan Tanjung Selor mengalami deflasi sebesar -0,15% (mtm).
“Hal ini sejalan dengan pola historis tahunan Provinsi Kaltara pada periode bulan Ramadan yang cenderung mengalami tekanan inflasi,” demikian pernyataan KPwBI Kaltara dalam keterangan tertulisnya, Rabu (5/5/2021).
KPwBI Kaltara menganalisa, inflasi disebabkan oleh tingginya tekanan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang tercatat mengalami inflasi 0,44 persen (mtm).
Tiga komoditas yang memberikan andil inflasi bulanan dari kelompok makanan, minuman dan tembakau antara lain ayam ras (0,13 persen), bayam (0,10 persen) dan ikan bandeng (0,09 persen).
Sementara itu, komoditas yang memberikan andil deflasi bulanan (mtm) terbesar yaitu jagung manis (-0,02 persen) dan wortel (-0,02 persen).
“Naiknya harga beberapa komoditas kelompok makanan, minuman, dan tembakau pada bulan April 2021 didorong oleh peningkatan demand masyarakat pada bulan puasa ditengah kegagalan panen beberapa komoditas,” jelas KPwBI Provinsi Kaltara.
Selainitu, fenomena kenaikan air laut yang menyebabkan nelayan kesulitan dalam mencari ikan juga turut mendorong kenaikan tingkat inflasi. Secara tahunan, kelompok makanan, minuman, dan tembakau tercatat mengalami inflasi dengan andil sebesar 0,44 persen (yoy).
Selain itu, inflasi didorong mulai meningkatnya mobilitas masyarakat karena pergeseran waktu mudik masyarakat akibat larangan mudik yang diberlakukan oleh pemerintah.
“Tekanan inflasi kelompok transportasi dipengaruhi oleh meningkatnya demand masyarakat terhadap angkutan udara sejalan dengan adanya tendensi masyarakat melakukan mudik lebih awal akibat larangan dari pemerintah melakukan mudik lebaran 2021. Secara tahunan, kelompok transportasi mencatat inflasi sebesar3,76 persen (yoy),” terang KPwBI Provinsi Kaltara.
Berdasarkan perkembangan tersebut, inflasi tahunan Provinsi Kaltara pada periode April 2021 sebesar 1,55 persen (yoy) atau berada di bawah kisaran sasaran inflasi 3,0 persen ± 1 persen (yoy).
Inflasi akan tetap dijaga sehingga berada pada sasaran inflasi 2021, yaitu 3,0±1 persen. Untuk itu, koordinasi antara Pemerintah, Bank Indonesia dan lembaga terkait yang tergabung dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terus diperkuat, dengan melakukan berbagai tindakan yang merupakan hasil dari High Level Meeting (HLM) TPID dengan Pemerintah Kota Tarakan, Pemerintah Kabupaten Bulungan, dan Pemerintah Provinsi Kaltara.
Seperti sidak dan operasi pasar yang dilakukan berkala ketika bulan Ramadhan untuk melakukan pengendalian harga komoditas pangan.
Selain itu, dalam menghadapi sejumlah risiko yang dapat mendorong kenaikan harga, Bank Indonesia terus mendorong pemda setempat untuk melakukan Kerja Sama Antar Daerah (KAD).
Sebagai contoh KAD yang telah dilakukana dalah KADB-to-B antara Perusda Kota Tarakan dan CV Lucky Surabaya, untuk komoditas Telur Ayam Ras yang telah dilakukan penandatanganan perjanjian kerjasama (PKS) pada 27 April 2021.
Di samping itu, sinergi Bank Indonesia dan Pemerintah akan terus difokuskan untuk mendorong peningkatan daya beli masyarakat selama berlangsungnya pandemi COVID-19 sebagai bagian dari upaya mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). (KPwBI Kaltara)
Discussion about this post