TARAKAN – Sidak yang dilakukan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Tarakan pada Senin (2/6/2025) menemukan Minyakita dijual Rp 19 ribu perliter. Sedangkan HET hanya Rp 15.700 perliter.
Ketua TPID yang juga Wali Kota Tarakan, dr. H. Khairul, M.Kes mengakui hal itu kepada awak media.
“Minyakita saja yang mungkin agak sedikit (naik). Karena yang kita dapat xampling bukan dari Bulog, tapi dari distributor lain. Kita lihat agak sedikit tinggi Rp 19 ribu. Padahal normalnya sekitar Rp 15.700,” ujar Wali Kota Khairul kepada awak media usai sidak.
Kepala Perum Bulog Divre Tarakan, Sri Budi Prasetyo memastikan Minyakita yang ditemukan itu bukan outlet binaan dari Bulog.
“Yang kami pantau saat ini harga yang mereka jual itu tidak ada di atas HET. Semuanya masih di bawah HET,” tegas Sri Budi Prasetyo usai sidak.
Lebih lanjut dijelaskan saat menandatangani pakta integritas menjadi outlet, salah satu persyaratannya adalah tidak menjual Minyakita melebihi HET.
Jika menjual melebihi HET, pihaknya tidak segan untuk mencoret dan menggantikan dengan outlet lain.
“Yang pasti kami ingatkan kepada pengecer atau mitra kami dilarang menjual Minyakita di atas HET. Kalau memang menjual di atas HET tentunya akan kami coret, kami ganti dengan outlet lainnya,” tegas Sri Budi Prasetyo.
Tidak hanya itu, pihaknya juga bekerjasama dengan Satgas Pangan untuk mengawasi penjualan Minyakita. Bahkan jika ada yang ditermukan, terancam sanksi pidana.
Sri Budi Prasetyo menilai kemungkinan outlet yang menjual Minyakita melebihi HET memperolehnya dari distributor lain.
Sebab dari pengamatannya, produsennya berbeda dengan perusahaan yang memproduksi Minyakita yang digunakan Bulog.
Sri Budi juga mengakui ada beberapa distributor Minyakita. Namun Bulog sebagai salah satu distributor dipastikan tidak menjual melebihi HET. Karena merupakan BUMN. (jkr)
Discussion about this post