NUNUKAN – PT Pertamina EP Tarakan Field turut mendukung upaya Pemerintah Daerah dalam pelestarian lingkungan melalui pemanfaatan limbah Non B3 menjadi produk bermanfaat.
Dukungan ditunjukkan dengan melaksanakan pelatihan produksi pelampung rumput laut ramah lingkungan bagi anggota Bank Sampah Unit Karya Bersama Mamolo, Kelurahan Tanjung Harapan, Kecamatan Nunukan Selatan.
Kegiatan ini merupakan salah satu agenda dalam Program Aliansi Kerja Bebas Sampah (AKAR BASAH), termasuk dalam Corporate Social Responsibility (CSR) PT Pertamina EP berbasis prinsip pemberdayaan masyarakat.
Pertamina EP Tarakan Field dalam pengembangan program ini bersinergi dengan stakeholder terkait seperti Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Dinas Perikanan, Bappeda, Bagian Ekonomi dan Bagian Prokompim Sekretariat Daerah Nunukan serta Kelurahan Tanjung Harapan, Kecamatan Nunukan Selatan dan Asosiasi Petani Rumput Laut Nunukan.
Dengan semangat kolaborasi, harapannya program ini dapat menghasilkan inovasi strategi pengolahan sampah yang komprehensif dan berkelanjutan.
Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) jumlah sampah plastik di Nunukan yang dihasilkan dari aktivitas budidaya rumput laut kurang lebih mencapai 1,2 ton/per hari.
PT Pertamina EP Tarakan menganggap masalah sampah adalah tanggung jawab bersama. Karena itu kegiatan ini digelar sebagai cara baru mengatasi persoalan sampah.

“Masalah sampah merupakan tanggung jawab bersama. Dampaknya sangat luas, tidak hanya ke lingkungan tapi juga kesehatan dan ekonomi. Oleh karena itu, kami bersama dengan Pemerintah Daerah dan masyarakat Kabupaten Nunukan membangun sebuah sinergi program pengolahan sampah Non B3. Harapannya, lingkungan dan sumber perekonomian tetap terjaga hingga ke generasi selanjutnya,” tutur Isrianto Kurniawan selaku Manajer Field Tarakan.
Dalam kegiatan ini, dihadirkan pemateri dari Ide Tehnik yang didampingi Dinas Lingkungan Hidup Nunukan selaku pendamping teknis program.
Dalam pelatihan ini, peserta diajarkan terkait manajemen produksi pelampung rumput laut ramah lingkungan. Adapun bahan baku yang digunakan merupakan sampah plastik jenis PP dan HDPE.
Produk pelampung yang dihasilkan diestimasikan memiliki jangka waktu pemakaian yang lebih lama dibandingkan dengan pelampung rumput laut dari botol plastik yang saat ini digunakan oleh para petani rumput laut.
Melalui kegiatan ini, seluruh pihak yang terlibat turut berkontribusi dalam menyelamatkan ekosistem laut sekaligus menjaga sumber mata pencaharian utama masyarakat pesisir di wilayah Kab. Nunukan ke depannya. (jkr)
Discussion about this post