TARAKAN – Palang Merah Indonesia (PMI) Tarakan kini sudah bisa mengelola darah plasma konvalesen sendiri dengan menggunakan metode konvensional.
Metode itu mulai diujicoba pada Kamis (23/9/2021) terhadap sejumlah penyintas Covid-19. Metode ini dilakukan secara manual seperti melakukan donor darah biasa.
Karena dilakukan secara konvensional, proses pengambilan darahnya juga berbeda dengan menggunakan alat Apheresis.
“Kalau apheresis itu mesin yang pisah. Darahnya langsung disaring, diambil plasmanya, yang darah merahnya itu kembalikan ke tubuh. Kalau yang ini kita ambil totalnya 450cc nanti dilakukan proses pemutaran secara terpisah, plasmanya diambil 200cc, 250 nya dibuat darah biasa,” ujar Kepala Seksi (Kasi) Penjaminan Mutu PMI Tarakan Ardilla Utari Dewi.
Waktu yang dibutuhkan untuk proses pengambilan darah, menurut Ardilla, dalam 12 menit darah sudah harus selesai diambil. Jika lebih dari itu maka komponen darahnya sudah terpisah dan tidak bisa terpakai. Sedangkan untuk proses pemisahannya dibutuhkan kurang lebih satu jam.
Berbeda dengan menggunakan alat Apheresis yang pengambilan dan pemisahan darahnya langsung dilakukan dengan menggunakan mesin. Sehingga dibutuhkan waktu kurang lebih 30 hingga 45 menit untuk prosesnya.
Dengan dikelolanya darah plasma konvalesen di PMI Tarakan, ia berharap bisa membantu kebutuhan pasien Covid-19 yang membutuhkannya. Sehingga kapan saja dibutuhkan dan rumah sakit tidak bisa memenuhi, pihaknya siap membantu.
Adapun pendonornya, menurut Ardilla, pihaknya sudah memiliki data penyintas hasil kerja sama dengan Dinas Kesehatan Tarakan. Akan tetapi tidak semua penyintas bisa mendonor darah plasma konvalesen, harus memenuhi persyaratannya.
Saat ini, PMI Tarakan menyiapkan 25 kantong untuk darah plasma konvalesen. Jumlah itu akan ditambah jika permintaan meningkat. Kebutuhan darah plasma konvalesen sendiri diakuinya menurun saat ini. (jkr)
Discussion about this post