TARAKAN – Sejumlah pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) di Tarakan mengikuti pelatihan Vocational Inovasi Produk selama tiga hari mulai Rabu (29/9/2021) di Swissbel-hotel Tarakan.
Kegiatan ini digelar oleh Kementerian Koperasi dan UKM, atas fasilitasi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Daerah Pemilihan (Dapil) Kalimantan Utara (Kaltara) Deddy Yevri Hanteru Sitorus. Kementerian Koperasi dan UKM sendiri merupakan mitra kerja Komisi VI DPR RI tempat Deddy Yevri Sirotus bertugas.
Asisten Deputi Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Usaha Kecil Menengah (UKM) Kementerian Koperasi dan UKM Dwi Andriani Sulistyowati hadir membuka kegiatan. Turut mendampingi Wali Kota Tarakan dr. H. Khairul M.Kes dan hadir pula Deddy Yevri Hanteru Sitorus secara virtual.
“Kami menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada bapak Deddy Yevri dalam memajukan UKM di Kalimantan Utara serta karena upaya beliau sehingga pelatihan di kota Tarakan ini bisa kami selenggarakan,” puji Dwi Andriani Sulistyowati saat mengawali sambutannya.
Dwi Andriani juga menyampaikan terima kasih kepada Wali Kota Tarakan dr. H. Khairul M.Kes yang telah memotivasi dan menfasilitasi sarana serta prasana dan dukungan kepada pelaku UKM sehingga bisa maju bersama dalam rangka menumbuhkan perekonomian Tarakan. Serta terima kepada Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM Tarakan sehingga kegiatan ini dapat dilaksanakan.
Pelatihan ini menurut Dwi Andriani, bertujuan untuk mengembangkan keunggulan lokal menjadi produk turunan lainnya. Seperti buah terap atau bawang Dayak dan kayu Bajaka yang bisa diinovasi menjadi produk lainnya untuk membantu pertumbuhan ekonomi di Tarakan.
Pemerintah Pusat sendiri memberi perhatian lebih kepada pelaku UMKM di masa pandemi Covid-19 ini. Menurut Dwi Andriani lebih dari 20 kementerian dan lembaga memprogramkan pembinaan maupun bantuan untuk pelaku UKM.
Karena itu, ia berharap pelaku UKM harus fokus mengembangkan produk dan memperbaiki manajemen usahanya. Di antaranya dengan melakukan inovasi dalam produk dan pemasarannya.
Pemerintah sendiri selalu mendampingi pelaku UKM untuk bisa mengakses ekosistem digital. Karena di masa pandemi Covid-19, kehidupan masyarakat tidak lepas dari teknologi digital.
Hal itu juga memberi pengaruh dalam peningkatan bisnis UKM. Data Kementerian Koperasi dan UKM menunjukkan bahwa UKM yang terhubung dengan platform digital mengalami pertumbuhan hingga 21 Agustus 2021 mencapai 15,2 juta atau 23,7 persen UMKM yang sudah terhubung dengan platform digital.
“Adanya kenaikan sebesar 7,2 UMKM yang masuk ke dalam digitalisasi dibandingkan tahun 2020 atau sebelum pandemi hanya mencapai 8 juta UMKM terhubung dengan platform digital. Jadi pencapaian 15,2 juta UMKM masuk ke dalam digitalisasi ini merupakan upaya kita bersama telah mencapai target tahun 2021 yang direncanakan 13,7 juta UMKM masuk ke plaform digital,” tuturnya.
Sementara itu, Wali Kota Tarakan dr. H. Khairul M.Kes, menilai berdasarkan data Bank Indonesia yang diperolehnya, pada Maret 2021 sebanyak 87,5 persen pelaku UMKM di Indonesia terdampak Covid-19.
“Ini bisa dibayangkan UMKM ini yang menyerap tenaga kerja paling banyak itu juga yang paling terdampak dengan pandemi Covid-19,” ujar Wali Kota.
Akibat dampak Covid-19, menurut mantan Sekretaris Daerah Tarakan ini, angka kemiskinan di Tarakan naik 1 persen, dari sebelumnya 5 persen menjadi 6 persen.
Karena itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan memberikan perhatian kepada pelaku UMKM dalam rangka pemulihan ekonomi. Sejak pandemi Covid-19 terjadi pada 2020, berbagai inovasi dilakukan Pemkot Tarakan untuk membantu pemasaran UMKM.
Di antaranya, dibeberkan Khairul, Pemkot Tarakan membuat buku katalog dengan memasukkan sekira 40 produk unggulan UMKM Tarakan di dalamnya. Selain itu, Pemkot Tarakan juga bekerja sama dengan Buka Lapak untuk memasarkan produk UMKM Tarakan.
Ke depan, Pemkot Tarakan juga berencana untuk menggelar pelatihan dengan memanfaatkan teknologi digital untuk membantu pelaku UMKM yang masih gagap teknologi. Karena ke depan pemasaran secara online akan menjadi tren dibandingkan toko konvensional.
Khairul berharap pelaku usaha dapat melakukan inovasi melalui perbaikan kemasan, memenuhi persyaratannya serta berinovasi dalam pemasaran atau marketing.
Sebagai contoh, salah satu regulasi yang diterapkan Pemkot Tarakan yakni mewajibkan supermarket harus mengakomodir produk UMKM lokal minimal 20 persen.
Yang menjadi persoalan, masih banyak produk UMKM lokal terutama di bidang kuliner belum memenuhi standar dan sertifikasi label halal.
“Lagi-lagi persoalannya bahwa ternyata banyak produk UMKM kita itu yang tidak memenuhi standar. Standar kemasannya, yang paling bermasalah saat ini halal. Halal ini menjadi faktor utama,” beber Khairul.
Sementara itu, Anggota DPR RI Dapil Kaltara Deddy Yevri Hanteru Sitorus dalam sambutannya mengharapkan pelaku UKM dapat beinovasi dalam mengembangkan produknya.
“Kata kunci dari inovasi itu imajinasi sebenarnya. Imajinasi tanpa pemikiran tentu tidak akan ada inovasi. Oleh karena itu para peserta mari kita berpikir, sering mengembangkan supaya apa yang kita kerjakan itu benar-benar menghasilkan sesuatu yang baru,” harapnya.
Ketika berbicara inovasi, menurut anggota Komisi VI DPR RI ini, yang paling penting adalah inovasi dalam cara berpikir dan melihat peluang. Karena dorongan dari pikiran sendiri, mustahil inovasi lahir dalam aktivitas usaha dan produknya.
Sementara itu menurut Staf Anggota DPR RI Dapil Kaltara Deddy Yevri Hanteru Sitorus, Carles, kegiatan ini merupakan bentuk perhatian dari Deddy Yevri Hanteru Sitorus untuk kesejahteraan masyarakat Kaltara.
“Tujuannya tentu tidak lepas bagaimana para pelaku UKM di kota Tarakan tetap mengikuti kegiatan ini supaya mengembangkan potensi-potensi mereka,” ungkapnya. (jkr)
Discussion about this post