TARAKAN – Balai Karantina Pertanian (BKP) Tarakan mewaspadai masuknya virus African Swine Fever (ASF) ke Indonesia melalui Kalimantan Utara (Kaltara). Pasalnya, laporan yang diterima, virus yang menjangkiti babi itu, kasusnya ditemukan di Sabah, Malaysia.
“Penyakit ini sudah ada di Sabah, yang berdekatan dengan kita. Kalau di berita itu di Tawau dengan Sandakan. Itu yang kita harus antisipasi jangan sampai masuk di wilayah kita,” ujar Kepala Balai Karantina Tarakan drh. Akhmad Alfaraby dalam jumpa persnya, Jumat (9/4/2021).
Meksipun populasi babi di Kaltara tidak terlalu banyak, akan tetapi menurutnya, ada masyarakat yang menggantungkan kehidupannya pada beternak babi. Oleh karena itu, jangan sampai demam babi Afika ini masuk ke Indonesia, karena dampaknya bisa merugikan peternak babi.
Pasalnya, menurut Akhmad Alfaraby, tingkat kematian babi yang disebabkan virus ini, sangat tinggi, bisa mencapai 100 persen dalam satu kandang. Sehingga bisa menimbulkan nilai kerugian yang besar bagi peternak babi.
Kasus ini sebenarnya bukan baru. Di Indonesia sendiri, sepengetahuannya, sudah pernah ditemukan di Sumatera Utara, dimana ketika itu cukup banyak babi yang mati disebabkan virus ini. Bahkan karena terlalu banyak, dibuang ke sungai.
“Jadi itu kita tidak harapkan terjadi, mohon di publis sebagai pengetahuan masyarakat kita yang ada di Kaltara ini khususnya di perbatasan-perbatasan sana, yang sudah ada penyakit itu di negara tetangga, kita tidak mau ada penyakit lagi yang masuk,” harapnya.
Dari penjelasan staf Balai Karantina Pertanian Tarakan, gejala klinis dari virus ASF ini yaitu babi merasakan demam tinggi, kehilangan nafsu makan, muntah, diare hingga pendarahan pada kulit, abortus pada babi hamil, ada juga yang menunjukkan radang sendiri.
Kematian babi akibat virus ASF bisa mencapai 100 persen, dan terkadang kematian terjadi sebelum gejala virus dapat diamati pada babi.
Beruntung, hingga saat ini belum ada bukti bahwa virus ASF ini dapat menginveksi pada manusia. Namun, belum ada anti virus yang efektif serta belum ditemukan vaksin untuk penyakit ini. (jkr-1)
Discussion about this post