NUNUKAN – Dalam Kunjungan kerjanya ke Kalimantan Utara (Kaltara), Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Surya Tjandra berkunjung ke perbatasan Indonesia – Malaysia di Sebatik, Kabupaten Nunukan.
Didampingi Sekretaris Daerah (Sekda) Nunukan Serfianus, Surya Tjandra meninjau beberapa titik patok yang dianggap sudah bergeser. Di antaranya patok 1 RT 03 Desa Seberang Sebatik Timur dan patok 3 Desa Aji Kuning Kecamatan Sebatik Tengah, Selasa, (23/3/2021).
Surya Tjandra juga berdialog dengan masyarakat terkait pergeseran patok. Karena imbasnya dirasakan warga sekitar. Mereka mempertanyakan nasib lahan beserta rumahnya yang kini masuk wilayah Malaysia.
Kapala Desa Sebatik Utara H. Hambali melaporkan sebanyak 27 Kepala Keluarga (KK) terdampak masuk di wilayah Malaysia dan telah dikirimnya ke pusat.
“Ada 3 rumah yang bersertifikasi yang lainnya berupa sawah dan kebun. Jadi di sini kami meminta peran pemerintah pusat, bagaimana upayanya agar bagaimana kita yang di wilayah perbatasan ini yang sudah kena dampaknya bergesernya patok negara ini. Apalagi untuk hasil pertanian dan perkebunannya diambil Malaysia,” ungkap H. Hambali.
Bukan hanya pertanian dan perkebunan, Hambali juga membeberkan sebuah rumah sewa 13 pintu juga terdampak.
“Tolong kami yang di wilayah perbatasan agar di perhatikan pak, kalau Malaysia halau atau diusir, bagaimana lah kami, apalagi kalau mau membeli tanah di Indonesia sangatlah mahal,” curhat Hambali.
Mendengar curhatan tersebut, Wamen Surya Tjandra akan memfasilitasi warga untuk membahasnya dengan Pemerintah Pusat secara virtual.
“Mudah-mudahan bagus sinyal besok, kita undang orang Jakarta untuk bergabung dalam pembahasan tersebut,” ungkap Surya Tjandra. (jkr-2)
Discussion about this post