TARAKAN – Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Tarakan Tri Junarto mengakui ada pegawainya yang terkonfirmasi corona virus disease (Covid-19). Jumlah keseluruhan mencapai 11 orang. Namun 4 orang sudah sembuh, sehingga masih ada 7 orang yang menunggu hasil.
“Yang positif awalnya 2, kemudian 2 kan. Tapi yang 4 ini sudah sembuh. Terus setelah ini kan kami tracking, setelah tracking, dilakukan swab, yang 7 orang dinyatakan positif,” ujar Tri Junarto saat dikonfirmasi jendelakaltara.co, Jumat (24/1/2021).
Dari jumlah itu, Tri Junarto merinci, sebanyak 1 orang merupakan petugas kesehatan. Sedangkan 2 orang merupakan staf Tata Usaha (TU). Sisanya tenaga pendidik atau guru. Dari 4 orang yang sudah sembuh, petugas kesehatan termasuk di dalamnya.
Menurut Tri Junarto, terpaparnya Covid-19 di SMPN 1 awalnya bukan dari lingkungan sekolah. Tapi dari orang luar yang kontak erat dengan pegawainya. Awalnya ada 2 orang pegawainya yang kontak erat dengan keluarganya yang terkonfirmasi Covid-19. Mereka pun diminta melakukan isolasi mandiri.
“Karena suaminya sudah dinyatakan positif akhirnya isolasi mandiri. Setelah isolasi mandiri, diperiksa, di swab, hasilnya positif,” ungkapnya.
Namun, dipastikan Tri Junarto, kedua pegawainya itu sudah dinyatakan sembuh. Hanya saja dalam perkembangan selanjutnya, ada lagi 2 pegawainya yang terkonfirmasi Covid-19, di antaranya petugas kesehatan. Untuk 2 orang itu, Tri Junarto tidak mengetahui awal mula terpapar. Namun dalam perkembangannya, mereka juga sudah dinyatakan sembuh.
Pasca ada pegawainya yang terpapar Covid-19, pihaknya mengambil langkah cepat dengan menggandeng Dinas Kesehatan Tarakan melakukan tracking kasus. Tracking memprioritaskan pegawai yang kontak erat dengan konfirmasi Covid-19. Termasuk ia sendiri ikut di tracking namun hasilnya negatif. Namun ada juga pegawainya yang melakukan swab mandiri.
Dari hasil tracking kasus, Tri Junarto memastikan ada 7 pegawainya yang hasil swabnya terkonfirmasi Covid-19. Mereka pun diminta melakukan isolasi mandiri di rumah sambil menunggu hasil lagi. Sedangkan yang hasil swab netatif tetap diperbolehkan bekerja.
Setelah ada 7 pegawainya yang terkonfirmasi Covid-19, Tri Junarto mengaku telah menyurati Dinas Kesehatan, Puskesmas dan Dinas Pendidikan, untuk mengambil langkah apakah dilakukan tracking kasus lagi atau tidak.
Hal itulah yang menjadi salah satu alasan pihak SMPN 1 Tarakan menunda pelaksanaan pembelajaran tatap muka di sekolah.
“Untuk proses pembelajaran tatap mukanya untuk sementara kami tunda. Tetapi kalau untuk pembelajaran daring, kami tetap jalan. Daring dari tanggal 4 Januari sampai 22 ini masih daring,” bebernya.
Tri Junarto mengimbau kepada orang tua siswa supaya lebih rajin berkomunikasi dengan guru supaya lebih rajin lagi memantau putra-putrinya selama pembelajaran daring. Karena guru tidak bisa memantau seperti pembelajaran tatap muka di sekolah.
“Harapan saya sebagai kepala sekolah, semoga bapak ibu sebagai orang tua ini bisa memperhatikan, memastikan anaknya sudah mengerjakan tugas atau belum,” harapnya. (jkr-1)
Discussion about this post