TARAKAN – Pemerintah Pusat menggelontorkan Rp 40 miliar untuk program subsidi angkutan udara perintis tahun 2022 dengan harapan dapat membuka konektivitas antara daerah perkotaan dengan daerah-daerah 3T (terdepan, terpencil, tertinggal) yang sulit dijangkau melalui transportasi darat maupun sungai.
“Rp 40 miliar, hampir sama (dengan tahun lalu) khusus Kaltara,” ujar Kepala Bandar Udara (Bandara) Juwata Tarakan yang juga Koordinator Wilayah Kaltara Agus Priyanto kepada awak media, Sabtu (15/1/2022).
Penerbangan perdana sudah dimulai sejak Sabtu dengan tujuan Tarakan – Maratua menggunakan maskapai Susi Air. Agus Priyanto meresmikan dengan melakukan pengguntingan pita.
Dalam sambutannya dijelaskan bahwa program angkutan udara perintis ini merupakan fokus dan peran serta nyata dari pemerintah dalam meningkatkan konektifitas dan mengatasi persoalan logistik di daerah terpencil, tertinggal, terluar dan perbatasan (3TP).
Sebagaimana diketahui masyarakat Kaltara masih banyak yang berada di daerah pedalaman. Seperti Long Bawan, Long Layu, Binuang, Long Sule, Long Ampung dan lainnya.
“Masyarakat benar-benar membutuhkan kehadiran pemerintah dalam memenuhi kebutuhan dan keberlangsungan logistik, maka dari itu muncul angkutan perintis dari Pemerintah baik dalam perintis penumpang maupun subsidi perintis kargo untuk pemenuhan kebutuhan barang,” tuturnya.

“Tahun lalu, tahun 2021, alhamdulillah kita bisa melayani masyarakat angkutan perintis penumpang dengan 16 rute dan angkutan perintis kargo 4 rute dengan hasil sampai dengan akhir tahun kita sudah mengangkut penumpang hampir 18.000 lebih penumpang dan 244 ton barang kargo,” lanjutnya.
Penerbangan Perintis saat ini menjadi ujung tombak dalam pelayanan jasa angkutan udara di Indonesia. Melalui kegiatan ini diharapkan bagaimana bisa menembus pedalaman hutan di Kalimantan, menjangkau pulau terluar di Indonesia dan bahkan menghubungkan daerah – daerah di perbatasan negara tetangga dengan ibu kota pemerintahan daerah.
Wujud nyata atas keberadaan pemerintah sangat terasa pada kegiatan angkutan udara perintis ini. Warga masyarakat di Long Bawan, Long Apung bahkan di Long Pujungan bisa berbelanja kebutuhan mereka di kota-kota besar terdekat seperti Malinau, Nunukan dan Tarakan.
Perintis Kargo, diperuntukan untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat di daerah 3T, pemerintah mencoba hadir dengan pelayanan perintis kargo, di mana adanya keterbatasan sarana transportasi menyebabkan harga bahan kebutuhan masyarakat meningkat tinggi di bandingkan dengan harga barang di kota.
“Melalui Program Angkutan Udara Perintis ini diharapkan mampu meningkatkan konektivitas dan mengatasi persoalan logistik dan mampu menekan disparitas harga barang di daerah terpencil, tertinggal, terluar dan perbatasan (3TP), sehingga diharapkan tidak ada lagi perbedaan harga barang pokok,” harap Agus Priyanto.
Tahun ini program subsidi angkutan udara perintis melayani penerbangan perintis dengan 16 rute penumpang yakni rute Tarakan meliputi Tarakan – Long Bawan (PP) dan Tarakan – Maratua (PP)
Sementara untuk rute Malinau melayani Malinau – Long Bawan (PP), Malinau – Long Pujungan (PP), Malinau – Mahak Baru (PP), Malinau – Data Dian (PP) dan sebagainya. Rute Nunukan meliputi Nunukan – Long Bawan (PP), Nunukan – Binuang (PP), Nunukan – Long Layu (PP).
Demikian juga untuk perintis kargo kami akan melayani 5 rute, yaitu Tarakan – Long Bawan, Tarakan – Long Ampung, Tarakan – Binuang, Tarakan – Long Sule, Tarakan – Long Layu
“Dimana rute perintis kargo Tarakan – Long Layu merupakan rute baru pada tahun ini yang Alhamdulillah usulan kami dari korwil Tarakan mendapat persetujuan dari kementerian pusat,” ungkapnya.
Mengenai harga tiket penerbangan perintis, Agus Priyanto menjamin relatif terjangkau. Berkisar antara Rp 300 ribu sampai dengan Rp 450 ribu.
“Sangat murah, sebagai contoh rute Tarakan – Maratua yang hanya Rp 340 ribu untuk sekali perjalanan sangat murah dan durasi perjalanan yang singkat tentu sangat menjanjikan, harapan kami harga tarif tiket yang murah ini bisa di manfaatkan dengan maksimal oleh masyarakat,” jelasnya.
Begitu juga dengan arus balik angkutan kargo, dari pemerintah tidak ada target pemenuhan minimal, sehingga sangat diharapkan masyarakat bisa memanfaatkan angkutan balik kargo ini, sehingga bisa meningkatkan nilai jual dari barang atau komoditas daerah untuk di jual di kota.
“Dari Long Ampung misalnya, bisa memanfaatkan kargo balik untuk membawa jeruk Long Ampung yang enak misalnya, atau masyarakat Long Bawan bisa membawa beras Long Bawan ke Tarakan untuk dijual tentunya dengan memanfaatkan angkutan balik kargo tersebut,” ungkapnya. (jkr)
Discussion about this post