TARAKAN – Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Tarakan kembali melakukan Inspeksi Mendadak (Sidak) ke pasar untuk memantau harga dan stok menjelang Hari Raya Idulfitri 1442 Hijriah.
Wali Kota Tarakan dr. H. Khairul M.Kes memimpin langsung sidak ke pasar Gusher Tarakan, Sabtu (8/5/2021). Hadir juga Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltara Yufrizal.
Wali Kota menjelaskan kegiatan tersebut merupakan agenda rutin yang dilakukan menjelang hari besar keagamaan untuk melihat fluktuasi harga. Bertujuan selain menjaga inflasi, juga untuk mencegah permainan spekulan.
“Tujuannya ini dalam rangka mencegah inflasi, melihat stabilisasi, termasuk juga mengecek harga. Biasanya kalau sudah begini, spekulan-spekulan juga banyak yang bermain,” ujar Wali Kota kepada awak media.
Jika kenaikan harga tidak terkendali dan stok kosong, menurut Wali Kota, pemerintah akan melakukan intervensi pasar dengan mendatangkan kebutuhan agar harga kembali stabil.
Sacara rata-rata harga kebutuhan pokok dinilai masih stabil. Hanya beberapa kebutuhan pokok yang mengalami kenaikan. Di antaranya daging sapi lokal dari 130 ribu menjadi Rp 140 ribu dan lombok besar. Ayam pedaging sendiri berkisar Rp 40 ribu per kilogram untuk kotor dan Rp 45 ribu per kilogram untuk bersih.
“Kalau kita lihat rata-rata stabil harganya. Bahkan ada yang turun dari harga yang normal,” ungkap mantan Sekretaris Daerah Tarakan ini.
Terkait harga lombok besar yang naik, Wali Kota berharap dapat stabil kembali seiring akan masuknya kapal memuat kebutuhan pokok pada Minggu nanti.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Kaltara Yufrizal memperkirakan terjadi inflasi di bulan Mei. Karena berdasarkan pengalaman, momentum Ramadan dan Idulfitri selalu memicu inflasi seiring permintaan masyarakat yang meningkat.
“2019 ke bawah itu setiap puasa dan juga Idulfitri pasti ada kenaikan. Karena ada peningkatan konsumsi. Ya kali inipun bisa jadi ada inflasi lagi,” ujar Yufrizal.
Namun, ia memprediksi kenaikan inflasi tidak signifikan berkisar di bawah 1 persen karena stok masih terjaga. Pihaknya sendiri masih akan melakukan survei lanjutan di minggu-minggu selanjutnya.
Adapun inflasi yang tidak terkendali menurut Yufrizal, adalah inflasi di luar target yang ditetapkan yakni 3,0 persen ± 1 persen. Jika terjadi inflasi seperti itu, maka akan dilakukan stabilitasi pasar.
Sepeti yang dilakukan Pemkot Tarakan beberapa waktu lalu. Dimana, dengan campur tangan KPwBI Kaltara, Pemkot Tarakan melalui Perumda Tarakan Agrobisnis Mandiri melakukan MoU dengan perusahaan distributor telur di Jawa Timur untuk memasok kebutuhan telur ayam.
“Sudah ditandatangani MoU nya pada 27 April kemarin. Jadi sudah ada perusahaan tetap yang memasok telur ke Tarakan ini,” tuturnya. (jkr-1)
Discussion about this post