TARAKAN – Setahun lebih sudah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan menjadi rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 di provinsi Kalimantan Utara (Kaltara). Selama itu pula, rumah sakit milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara ini terus melakukan pelayanan terhadap pasien Covid-19.
Sebagai rumah sakit rujukan, kinerja RSUD Tarakan juga dipantau oleh Kementerian Kesehatan dengan melakukan survei mutu pelayanan terhadap penanganan pasien Covid-19 di rumah sakit yang telah terakreditasi sempurna itu.
“Ini memang menjadi tugas rutin kami di Direktorat Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan untuk memantau dan memastikan bahwa rumah sakit yang menjadi rujukan covid itu selalu memiliki mutu pelayanan yang baik,” ujar Kasubdit Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan Rujukan Rumah Sakit Direktorat Jenderal (Ditjen) Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan, dr. Sunarto M.Kes kepada awak media.
Sunarto sendiri melakukan pertemuan langsung dengan manajemen RSUD Tarakan dan perwakilan RSUKT di ruang rapat lantai 3 RSUD Tarakan, Selasa (13/4/2021).
Dalam kunjungan kerjanya yang juga dihadiri Direktur RSUD Tarakan dr. Muhammad Hasbi Hasyim Sp.PD, Sunarto tidak hanya mendengar paparan dari manajemen RSUD Tarakan, tetapi memantau langsung pelayanan di rumah sakit tipe B tersebut.
Ia menegaskan bahwa sebagai rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 di Kaltara, RSUD Tarakan harus siap memberikan pelayanan yang baik kepada pasien Covid-19.
Pelayanan itu nantinya dilaporkan kepada Kementerian Kesehatan secara tertulis, apakah RSUD Tarakan sudah menerapkan kaidah-kaidah untuk perawatan pasien Covid-19 sebagai bahan evaluasi bagi Kementerian Kesehatan untuk memastikan RSUD Tarakan telah menerapkan mutu pelayanan yang baik.
“Angka perawatan kan cukup tinggi di sini, kasusnya juga cukup tinggi, tenaga kesehatan yang terkena juga lumayan, sehingga kementerian memang harus memastikan bahwa pelayanan rumah sakit yang melayani covid ataupun tidak di masa-masa pandemi ini harus tetap ada, ada kualitas yang harus dijaga,” tuturnya.
Sementara itu, hasil dari penanganan yang dilakukan RSUD Tarakan, jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di RSUD Tarakan semakin berkurang. JIka di masa meningkatnya kasus Covid-19 di Tarakan sekira awal tahun ini, ruang perawatan pasien Covid-19 di RSUD Tarakan jadi over kapasitas, kini pasien yang masih dirawat bisa dihitung dengan jari.
“Alhamdulillah tinggal 8 (pasien), dari itu tadi pengalaman sempat merawat lebih dari 100. Sekarang tinggal 8 dengan 4 konfirmasi positif, 4 suspek,” tutur Direktur RSUD Tarakan dr. Muhammad Hasbi Hasyim Sp.PD kepada awak media.
Hasbi Hasyim bersyukur dalam penanganan pasien Covid-19, pihaknya tidak mengalami hambatan. Peralatan yang dibutuhkan dapat tersedia. Seperti Alat Pelindung Diri (APD) dan lain-lain.
Selain itu, pelayanan pasien Covid-19 di RSUD Tarakan juga didukung dengan ventilator, ruangan bertekanan negatif, mesin PCR hingga mesin donor plasma convalesen yang mulai difungsikan.
RSUD Tarakan sebenarnya sedang dalam tahap evaluasi untuk mempertahankan akreditasi sempurna, karena masa berlaku akreditasi saat ini, hampir habis dalam kurun waktu 3 tahun.
“Harapan kami tetap bisa mempertahankan predikat paripurna,” harap Hasbi Hasyim. (adv/jkr-1)
Discussion about this post