TARAKAN – Simulasi pemungutan dan perhitungan suara Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 di Kota Tarakan berjalan lancar.
Untuk memantapkan kesiapan, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Tarakan menggelar simulasi pemungutan dan perhitungan suara dengan melibatkan petugas Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), aparat keamanan dan masyarakat atau pemilih.
Dalam kegiatan yang berlangsung di Gedung Graha Pemuda, Kelurahan Kampung Empat, Kecamatan Tarakan Timur, Minggu (28/1/2023), KPU Tarakan menskenariokan situasi pemungutan suara seperti sebenarnya. Termasuk perhitungan suara secara real time.
Mulai pukul 07.00 Wita, Gedung Graha Pemuda yang dijadikan sebagai Tempat Pemungutan Suara (TPS) 04 Kelurahan Kampung Empat, Tarakan mulai didatangi pemilih.
Sebelum mencoblos, pemilih terlebihdulu memperlihatkan formulir C pemberitahuan dan Kartu Tanda Penduduk (KTP) kepada petugas di pintu masuk untuk diverifikasi datanya.
Setelah dinyatakan benar, pemilih menuju tempat duduk yang telah disiapkan sambil menunggu panggilan untuk mencoblos.
Di dalam ruangan sendiri telah bersiap petugas PPK dan KPPS untuk melayani pemilih. Tersedia juga 4 bilik suara dan 5 kotak suara sesuai jenis pemilihannya.
Saat namanya dipanggil, pemilih menuju petugas KPPS untuk menemerima 5 surat suara. Masing-masing surat suara Presiden dan Wakil Presiden berwarna abu-abu, surat suara anggota DPD RI berwarna merah dan surat suara anggota DPR RI berwarna kuning.
Kemudian, surat suara anggota DPRD provinsi berwarna biru serta surat suara anggota DPRD kabupaten dan kota warna hijau.
Pemilih kemudian menuju bilik suara untuk mencoblos. Lalu menuju kotak suara untuk memasukkan surat suara ke dalam kotak suara.
Untuk memastikan hak pilihnya tersalurkan, pemilih membubuhi jari kelingking dengan tinta yang sudah disiapkan petugas. Dengan demikian, pemilih dapat meninggalkan TPS.
“Sejauh ini kita lihat tadi masyarakat sudah cukup memahami. Kalau mungkin rata-rata satu orang menyelesaikan itu, kalau tidak ada antrian, mungkin 2 menit sudah selesai,” ujar Anggota KPU Tarakan, M. Taufik Akbar.
Tidak hanya mensimulasikan proses pencoblosan, KPU Tarakan juga melakukan proses perhitungan suara dengan menggunakan aplikasi Sirekab. Karena itu, Taufik Akbar memperkirakan pelaksanaan simulasi berlangsung hingga malam hari.
Taufik Akbar menilai, pelaksanaan simulasi ini bertujuan untuk mengevaluasi kekurangan jika sekiranya timbul masalah saat pencoblosan.
“Tujuannya juga kan kita mau menginput masalah-masalah. Siapa tahu ada masalah, kita mau melihat pemahaman masyarakat dalam mencoblos, kemudian kita mau lihat sebagai pembelajaran nanti bagaimana petugas kami menyelesaikan permasalahan jika ada. Kemudian nanti juga kita mau menghitung semua jenis pemilihan, kita mencoba untuk menggunakan aplikasi Sirekab, bagaimana outputnya nanti kita akan lihat,” tutur Taufik Akbar. (jkr)
Discussion about this post