TARAKAN – Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan sepertinya tetap akan merealisasikan rencananya membuka kembali kegiatan belajar tetap muka di sekolah di awal tahun 2021, menyusul telah didapatkannya hasil survei persetujuan orang tua.
Dari hasil survei, dibeberkan Wali Kota Tarakan dr. H. Khairul M.Kes, ternyata masih banyak dari orang tua yang setuju dilaksanakan tatap muka di sekolah.
“Ternyata hasil survei kami kemarin kan memang lebih banyak. 60 persen lebih yang untuk tingkat SMP itu yang menginginkan masuk, 30 sekian persen yang tidak menginginkan. Terus yang SD itu 54 atau 56 (persen) yang menginginkan masuk, selebihnya tetap menginginkan daring,” beber wali kota kepada jendelakaltara.co, Sabtu (26/12/2020).
Meski demikian, Pemkot Tarakan tetap bersikap bijak terhadap dua keinginan orang tua siswa yang berbeda pendapat itu. Mereka yang setuju akan mengikuti kegiatan belajar di sekolah, sementara yang tidak setuju tetap melaksanakan belajar secara daring.
“Ya tentu kan kita bijaki saja, yang mau daring ya silahkan tetap daring, yang mau offline ya silahkan offline. Karena dulu kan rencana kita misalnya hari ini daring, besok offline, yang offline jadi daring. Jadi dibagi dua kelas, jadi kapasitasnya hanya 50 persen,” jelasnya.
Menurut wali kota, Pemkot Tarakan melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) sudah mempersiapkan sejak beberapa bulan lalu, terkait bagaimana metode mengajarnya dan apa saja paraturan yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
Namun, wali kota akan akan membicarakan lagi secara teknis dengan Disdikbud Tarakan terkait teknis pelaksanaannya.
Di sisi lain, kebijakan yang diambil Pemkot Tarakan juga bukan tanpa pertimbangan. Wali kota mengambil perbandingan dengan pesantren yang sudah memulai aktifitas belajarnya.
“Kalau kita lihat beberapa sekolah-sekolah seperti yang pesantren sudah masuk mereka, tidak ada masalah. Anak saya pun juga tanggal 3 Januari nanti sudah masuk yang di Jakarta. Ada pernyataan orang tua, ya memang sebagian tidak setuju, saya sih setuju saja,” ungkapnya.
Wali kota tidak memungkiri ada kekhawatiran terjadi penularan di perjalanan dan sebagainya. Namun, hal itu sudah diantisipasi Pemkot Tarakan. Wali kota menegaskan, bagi orang tua yang setuju, harus ada komitmen untuk siap mengantar jemput anaknya, tidak boleh naik kendaraan umum, serta menyiapkan bekal bagi anaknya karena Pemkot Tarakan tidak mengizinkan kantin dibuka dan kondisi pandemi.
Pertimbangan lain, menurut wali kota, hasil penelitian, anak-anak jarang terpapar Covid-19. Kalaupun ada, angkanya kecil. Karena itu, sepengetahuan wali kota, vaksin yang akan diberikan diperuntukkan bagi masyarakat usia 18 tahun ke atas.
“Jadi frekuwensi yang di bawah 15 tahun itu kecil. Bisa, tetapi jarang yang kita temukan,” tuturnya. (jkr-1)
Discussion about this post