TARAKAN – Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) pada November 2022, terkendali dan masih berada di bawah prakiraan awal.
Inflasi IHK tercatat rendah 0,10 persen (mtm), meskipun lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar 0,06 persen (mtm).
Dua kota penyumbang IHK Kaltara yaitu Tarakan dan Tanjung Selor, masing-masing tercatat mengalami inflasi sebesar 0,05 persem (mtm) dan 0,26 persen (mtm).
“Rendahnya inflasi pada November 2022 disebabkan oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau yang masih mengalami deflasi sejalan dengan pelaksanaan berbagai program Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di provinsi dan kabupaten/kota di Kaltara yang secara konsisten terus digaungkan, khususnya Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP),” demikian keterangan KPwBI Provinsi Kaltara dalam rilisnya yang diterima awak media ini, beberapa hari lalu.
Kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami deflasi sebesar 0,04 persen (mtm), tetapi tidak sedalam bulan sebelumnya yang juga deflasi sebesar 0,67 persen (mtm).
“Deflasi secara bulanan tersebut terutama disebabkan oleh andil deflasi pada komoditas cabai rawit (0,09 persen), cabai merah (0,02 persen), telur ayam ras (0,02 persen), kacang panjang (0,02 persen), dan tomat (0,02 persen), sejalan dengan panen di daerah-daerah sentra produksi termasuk di Kaltara, dan upaya pengendalian harga yang tengah digencarkan oleh baik pemerintah pusat, daerah, Bank Indonesia, serta stakeholder lainnya dalam TPIP-TPID dan GNPIP,” tulis lebih lanjut KPwBI Provinsi Kaltara.
Penurunan inflasi lebih lanjut tertahan oleh inflasi aneka produk perikanan, seperti ikan dan udang basah, serta bawang merah. Meningkatnya curah hujan pada bulan November 2022 berdampak pada turunnya produktivitas produksi perikanan tersebut.
Selain itu, tingginya curah hujan juga berdampak pada menurunnya produktivitas panen pada komoditas bawang merah. Terganggunya kelancaran distribusi komoditas akibat rusaknya jalan penghubung antara Kaltara dan Kaltim (Berau) ditengarai menjadi kendala dari sisi distribusi.
Dalam rangka mendukung terjaganya tingkat inflasi pada kelompok tersebut, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di provinsi dan kabupaten/kota di Kaltara secara konsisten terus mendorong langkah-langkah inovatif dan strategis dari sisi suplai untuk memenuhi pasokan pangan.
Penurunan tekanan Inflasi juga terjadi pada kelompok transportasi dari yang sebelumnya 0,66 persen (mtm) menjadi 0,09 persen (mtm), dipengaruhi oleh dampak lanjutan penyesuaian harga BBM pada awal September lalu yang menurun oleh komoditas bensin yang sebesar 0,06 persen (mtm) pada bulan lalu, menjadi 0,00 persen (mtm) pada bulan November 2022.
Di sisi lain, kelompok perawatan pribadi dan jasa Lainnya (andil 0,05 persen) mengalami peningkatan tekanan inflasi sebesar 0,74 persen (mtm).
Tekanan inflasi pada kelompok ini terutama disebabkan oleh komoditas emas perhiasan dengan andil Inflasi 0,02 persen (mtm) sejalan dengan meningkatnya emas global. komoditas shampo juga memberi andil sebesar 0,02 persen (mtm) seiring dengan naiknya harga CPO global pada November 2022.
Dengan perkembangan tersebut, maka inflasi Kaltara secara kumulatif (Jan-Nov 2022) tercatat sebesar 4,21 persen (ytd), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi nasional yang sebesar 4,82 persen (ytd). Capaian inflasi Kaltara secara tahun kalender pada November 2022 jug merupakan yang terendah ke-6 secara nasional.
Bank Indonesia memandang inflasi akan lebih rendah dibanding dengan prakiraan awal, meski masih di atas sasaran 3,01 persen. Bank Indonesia, akan terus bersinergi dengan pemerintah daerah dan mitra strategis lainnya, mendorong inovasi dalam rangka menjaga kestabilan harga sehingga mendukung daya beli masyarakat dan turut mendorong pemulihan ekonomi.
Menindaklanjuti GNPIP Kaltara yang telah dilakukan kick off pada 25 September 2022, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltara bekerjasama dengan pemerintah daerah dan mitra strategis lainnya yang tergabung dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) baik provinsi dan kabupaten/kota terus mendorong berbagai kegiatan dalam rangka menjaga kestabilan harga.
Antara lain melalui Gelar Pangan Murah pada komoditas pangan strategis, Kerja sama Antar Daerah (KAD) baik antar daerah maupun intra daerah, pengembangan digitalisasi data dan informasi pangan strategis, dan peningkatan produksi pertanian.
Dengan terselenggaranya GNPIP Kaltara secara berkelanjutan, diharapkan dapat menjaga kestabilan harga khususnya volatile food maupun core inflation dalam target sasaran yang telah ditetapkan. (*)
Sumber: KPwBI Provinsi Kaltara
Discussion about this post