TARAKAN – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) kembali menyelenggarakan Webinar Series4.0 Jilid VII bertajuk “Akselerasi Perekonomian: Mendongkrak Ekspor Bumi Benuanta”, Rabu (25/11/2020). Kegiatan ini dibuka Penjabat Sementara (Pjs) Gubernur Kaltara, Dr. H. Teguh Setyabudi, M.Pd.
Kegiatan webinar series 4.0 merupakan wadah untuk berdiskusi yang difasilitasi oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltara untuk membahas isu-isu strategis terkini dengan melibatkan pakar dibidangnya.
Beberapa isu yang diangkat tersebut mencakup isu perekonomian dan inflasi, digitalisasi, pengembangan UMKM, Kerja sama Antar Daerah (KAD), dan elektronifikasi Pemda. Seluruh rangkaian webinar seriestersebut dimulai dari Jilid I pada 16 Juni 2020 yang berlanjut dengan Jilid II hingga VI pada 23 dan 25 Juni, 14 Juli, 20 Oktober, serta 10 November 2020.
Pada awal sambutannya, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltara Yufrizal memaparkan bahwa kondisi perekonomian Kaltara didominasi oleh pertambangan dan pertanian yang berorientasi ekspor, sehingga ekonomi Kaltara relatif bergantung pada kondisi ekonomi global. Dalam kesempatan itu Yufrizal juga mengingatkan kondisi out break dari Covid-19 berisiko mempengaruhi ekspor Kaltara.
“Penurunan permintaan dari Tiongkok khususnya untuk komoditas batu bara berisiko menahan laju perbaikan kinerja ekspor Kaltara, mengingat batu bara Kaltara yang diekspor ke Tiongkok relatif besar (negara kedua setelah India),” bebernya.
Lebih lanjut Yufrizal juga mengungkapkan bahwa sampai dengan saat ini industri di Kaltara masih berada pada kategori produk low technology.
“Kami melakukan pemetaan menggunakan metode comparative advantageproductspace dan menemukan fakta bahwa hampir seluruh industri existingdi Kaltara masih berada di bagian peripheral, dan belum mencapai core. Kondisi ini mengindikasikan bahwa produk ekspor utama Kaltara yang memiliki keunggulan komparatif dibanding negara lain di perdagangan dunia, masih relatif terbatas”, jelas Yufrizal.
Lebih lanjut, Yufrizal memaparkan bahwa pangsa ekspor batu bara menunjukkan tren yang menurun sehingga ekspor di sektor lain juga perlu mendapatkan perhatian.
Sementara itu, salah satu narasumber, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan RI – Dr. Kasan, M.M menyampaikan bahwa perdagangan Indonesia Januari sampai dengan Oktober 2020 mengalami surplus USD17,08 Miliar.
Kasan menjelaskan bahwa surplus yang terjadi didorong baik oleh peningkatan ekspor, maupun pelemahan impor. Memanfaatkan momentum perbaikan ekspor, beberapa strategi jangka pendek dilakukan Pemerintah dalam terus mendorong ekspor produk yang mengalami pertumbuhan positif selama pandemi, yang pulih pasca pandemi, serta produk baru yang muncul akibat pandemi COVID-19.
Selain itu, Kasan juga memaparkan bahwa dalam jangka menengah pemerintah juga akan mendorong peningkatan ekspor produk yang memiliki market power, produk potensial dengan pangsa baik dan memulihkan produk yang kehilangan pangsa pasar. (sumber: rilis Humas KPwBI Kaltara)
Discussion about this post