TARAKAN – Perjuangan Persatuan Panahan Indonesia (Perpani) Kalimantan Utara (Kaltara) dalam mengembangkan olahraga panahan di Bumi Benuanta, mulai menuai hasil.
Salah satu cabang olahraga permainan target ini mampu menarik hati masyarakat Kaltara untuk menekuninya.
Olahraga panahan ini pun telah maju pesat di Kaltara dengan hadir di setiap kabupaten dan kota. Peminatnya juga beragam. Mulai dari anak usia dini hingga dewasa.
Capaian ini membuat Ketua Perpani Kaltara, Steve Singgih Wibowo, bangga. Pasalnya, ketika ia kembangkan 20 tahun lalu, hanya beberapa atlet saja yang menekuni dan mulai belajar dari awal.
Kini, atlet panahan di Kaltara telah mencapai ratusan orang. Ini dibuktikan jumlah peserta Kejuaraan Provinsi (Kejurprov) Panahan II Kaltara yang mencapai 214 atlet mulai dari usia dini hingga dewasa.
Munculnya ide mengembangkan olahraga panahan ini, dibeberkan Steve, berawal dari keikutsertaannya di Porprov Bontang pada 2010. Ketika itu Tarakan masih bergabung dengan Kaltim.
“Hampir 20 tahun lalu kita masih di Kaltim, yang kita tidak tahu apa-apa tentang alat dan itu hanya beberapa atlet yang kita didik, kemudian terbentuk Kaltara, berkembang di masing-masing kabupaten, ini termasuk hal yang luar biasa dan animonya pelan-pelan bisa berkembang dengan sendirinya,” ujar Steve Singgih Wibowo.
Sukses meraih medali di event itu membuatnya termotivasi untuk mengembangkan olahraga tersebut di Tarakan. Kebetulan ia memiliki lahan orangtuanya yang kemudian digunakan untuk latihan.
Namun Steve -sapaan akrabnya- mengaku sempat pesimis bisa berkembang. Karena harga peralatan yang mahal sehingga kemungkinan tidak bisa dibeli atlet.
Sebagai gambaran harga busur untuk pemula mencapai Rp 5 juta hingga 6 juta. Sedangkan untuk profesional bisa mencapai puluhan juta rupiah. Belum lagi harga anak panahnya.
“Sebetulnya kita pesimis ya, karena alat kan mahal. Waktu aku ikut Porprov Bontang saya sempat dapat medali juga. Disitulah saya kembangkan, kemudian cari lahan, ada lahan orangtua saya di Ladang itu, saya kembangkan, itulah cikal bakal anak-anak latihan. Karena harus ada lapangan. Alhamdulillah bisa menghasilkan atlet yang lebih banyak,” bener Steve.
Steve sendiri mengapresiasi peran orangtua yang dinilai sangat mendukung anaknya berlatih dan rela merogoh kocek jutaan rupiah untuk membeli peralatan sendiri.
Selain orangtua, ia juga mengapresiasi pihak sekolah yang menjadikan olahraga panahan sebagai ekstrakurikuler dan bersedia menyiapkan peralatan untuk siswanya berlatih.
“Saya terima kasih sekali utamanya untuk orangtua murid,” puji Steve.
Selain itu, Steve juga berterimakasih kepada KONI serta pemerintah daerah di seluruh Kaltara yang turut mendukung pembinaan olahraga panahan ini.
Kini, Perpani Kaltara telah menuai hasilnya. Berbagai prestasi telah diukir di tingkat nasional.
Terbaru adalah mempersembahkan 1 medali emas bagi kontingen Kaltara di Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 Aceh – Sumatera Utara melalui nomor beregu putri divisi nasional lewat trio srikandi Ashila Mutia Pratiwi, Dzakiya Amalia Putri dan Dzakira Aulia Putri.
Menurutnya, selain memberikan manfaat bagi kesehatan dan menghasilkan prestasi, olahraga ini juga sangat bagus untuk melatih konsentrasi anak dibandingkan bermain handphone. Sehingga anak bisa fokus.
Steve pun berharap olahraga panahan terus berkembang di Kaltara. Di antaranya melalui kegiatan ekstrakurikuler sekolah. (jkr)
Discussion about this post