TARAKAN – Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) XIII/Tarakan memusnahkan ballpress hasil penindakan pada Mei 2022 lalu.
Barang bukti berupa 70 karung pakaian bekas ilegal baru dimusnahkan sekarang karena menunggu proses hukumnya inkrah di Pengadilan Negeri Tanjung Selor.
Dipimpin langsung Komandan Lantamal XIII/Tarakan Laksamana Pertama TNI Fauzi, pemusnahan dilakukan dengan cara membakar ballpress berisi pakaian bekas impor itu.
“Saya terima kasih kepada kejaksaan dengan proses yang begitu panjang sehingga pada akhir tahun (2022) telah diputuskan,” ujar Fauzi.
“Kenapa ini menjadi suatu proses yang paling penting buat kita? Kalau kita lihat seperti itu memang sudah tidak layak pakai. Memang masih ada yang dipakai tetapi barang ini tidak layak, masih ada yang menyebarkan penyakit,” lanjut jenderal bintang satu ini kepada awak media dalam konferensi persnya di Mako Lantamal XIII/Tarakan, Kamis (12/1/2023).
Menurutnya, masih ada barang bukti ballpress yang dalam proses hukum. Ia berharap bisa dipercepat sehingga barang buktinya juga bisa dimusnahkan.
Fauzi menegaskan, pihaknya berkomitmen untuk terus menindak pelanggaran hukum di wilayah perairan.
“TNI AL khususnya Lantamal XIII akan selalu berupaya menjaga ketertiban pelanggar-pelanggar hukum yang ada di sekitar kita. Mudah-mudahan kami melaksanakan tugas sebaik-baiknya,” harapnya.
Sementara itu,, Kasi Pidum Kejari Bulungan Faisal membeberkan bahwa perkara ini telah inkrah di Pengadilan Negeri Tanjung Selor dengan terpidana nakhoda kapal.
Ia divonis bersalah melanggar pasal 323 ayat (1) junto Pasal 219 ayat (1) UU Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran dengan pidana selama 5 bulan dikurangi masa tahanan sementara selama masa penyidikan di Satrol Lantamal XIII/Tarakan, subsider 1 bulan atau denda sebesar Rp 2,5 juta serta membayar biaya perkara Rp 5 ribu.
Adapun barang bukti yang disita berupa KM Lumba-lumba dan 70 karung ballpress serta 2 kardus. Namun untuk kapal dikembalikan kepada pemiliknya.
“Barang bukti ini berdasarkan keputusan pengadilan dinyatakan bahwa barang bukti 70 ballpress itu dirampas untuk dimusnahkan. Sedangkan satu unit KM Lumba-lumba ukuran 40 GT dikembalikan kepada pemiliknya beserta administrasi kelengkapan kapalnya,” ungkapnya.
Menurutnya, barang yang disita adalah barang yang dianggap ilegal berdasarkan ketentuan karena masuk ke Indonesia tidak melalui proses kepabeanan. Dalam proses hukumnya, pengadilan memerintahkan untuk dimusnahkan. (jkr)
Discussion about this post