TARAKAN – Berbagai upaya dilakukan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kalimantan Utara (Kaltara) di tahun 2022, untuk perang terhadap narkotika dan obat-obatan berbahaya (narkoba).
Dalam hal pemberantasan dan penindakan, BNNP Kaltara berhasil memetakan dua jaringan narkotika nasional.
“BNNP Kalimantan Utara telah melakukan pemberantasan dengan sindikat narkotika sepanjang 2022 dengan telah memetakan dua jaringan nasional, serta 3 laporan informasi intelijen,” beber Kepala BNNP Kaltara Brigjen Pol Rudi Hartono kepada awak media, belum lama ini.
Di tengah maraknya peredaran narkoba, BNNP Kaltara mampu mengungkap 15 laporan dengan jumlah barang bukti mencapai 48 kilogram. Jumlah ini mengalami peningkatan dari tahun lalu.
“Secara menyeluruh, terdapat peningkatan dari tahun 2021, kita mengungkap sebanyak 15 laporan dengan 27 tersangka, kurang lebih barang bukti yang berhasil disita 48,670 kilogram, dari tahun 2021 kurang lebih 36 kilo, kurang lebih peningkatan 36 persen. Termasuk jenis ekstasi,” lanjutnya.
“Polda sendiri ada 138 kg, digabungkan kurang 187 kilo narkotika yang beredar di Kaltara. Belum sebagai lintasan, baru Kaltara sebagai tujuan,” ungkapnya.
Bidang pencegahan, pemberdayaan dan rehabilitasi juga telah banyak melakukan kegiatan yang dampaknya dirasakan masyarakat. Misalnya, BNNP Kaltara fokus pada program pengembangan soft skill. Yaitu memberikan pengetahuan kepada kaum uda terhadap narkotika sehingga tidak menyalahgunakannya.
Selain itu, melalui program Teman Sebaya Anti Narkotika, BNNP Kaltara melakukan pendekatan kepada setiap orang di cafe maupun tempat hiburan di Tarakan dan Nunukan. Dari program ini melahirkan agen-agen kurang lebih 20 orang untuk membantu melakukan pencegahan.
Dari sisi inovasi, BNNP Kaltara juga melakukan branding pada media, baik di transportasi umum, angkutan laut dan lain-lain. Seperti pada April lalu dicetuskan Angkutan Laut Bersih dari Narkotika, dengan mengajak pengguna angkutan laut untuk bersinergi memberantas narkotika. Karena diketahui 90 persen pergerakan narkotika melalui jalur laut.
BNNP Kaltara juga telah memetakan jumlah kawasan rawan narkotika sebanyak 20 desa dan kelurahan. Seiring itu, BNNP Kaltara memberikan pembinaan melalui program pemberdayaan alternatif yang merupakan sinergi antara bidang pencegahan, rehabilitasi dan pemberantasan.
“Telah dilaksanakan kegiatan pemberdayaan atlernatif berbasis life skill pada 14 orang yang tinggal di daerah kawasan rawan narkotika melalui pelatihan. Antara lain kemampuan berwirausaha, jadi barista dan lain sebagainya,” bebernya.
Sementara pada bidang rehabilitasi, BNNP Kaltara telah menargetkan peningkatan upaya pemulihan pecandu melalui indikator indeks kepuasan masyarakat dengan survei terhadap penerima layanan rehabilitasi pada tahun 2022 mencapai 3,3 dari target 3,2, dan telah ditetapkan oleh BNN RI dengan kategori baik.
Sepanjang 2022, sebanyak 155 orang telah direhab di klinik BNNK dan BNNP berbasis masyarakat dan lembaga rehabilitasi. Adanya peningkatan kualitas hidup ini dinilai berdampak positif terhadap para pecandu narkotika.
BNNP Kaltara juga membentuk agen-agen pemulihan sepanjang tahun 2022, dengan jumlah 21 agen yang menyebar di seluruh Kaltara. Baik di kampus hingga tempat-tempat terpencil. Dengan agen ini diharapkan ada kemampuan masyarakat untuk melakukan penyembuhan diri.
Pihaknya juga telah menjalin kerja sama pada 21 instansi, termasuk dengan pemerintah, lingkungan pendidikan dan 8 komponen masyarakat.
Upaya perang terhadap narkoba dilakukan BNNP Kaltara secara terus-menerus, termasuk terhadap narkotika jenis baru. (jkr)
Discussion about this post