TARAKAN – Seluruh pertandingan olahraga tradisional telah dimainkan di Pekan Kebudayaan Daerah Tarakan. Ajang ini pun menjadi wadah bagi Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (KORMI) Tarakan untuk menyosialisasikan induk olahraga (inorga) di bawah naungannya.
Hadang atau asinan, layang-layang, tarik tambang dan panjat pinang merupakan inorga yang dimainkan pada hari yang sama, Jumat (7/10/2022) di Kawasan Wisata Pantai Amal, Tarakan Timur. Sebelumnya telah digelar gasing, egrang dan domino di Taman Berlabuh, Tarakan Timur.
Di Pekan Kebudayaan Daerah kali ini, KORMI Tarakan hanya merekomendasikan 7 inorga, dengan memprioritas olahraga yang ada kaitannya dengan budaya masyarakat.
“Ini kan pekan budaya, jadi harus yang berkaitan dengan olahraga tradisional,” ujar Sekretaris KORMI Tarakan Ruslan kepada jendelakaltara.co, ditemui disela menyaksikan lomba di Pantai Amal.
Ruslan mengapresiasi animo peserta yang dinilai cukup antusias. Terutama untuk inorga yang dilombakan pada Jumat. Pihaknya mengundang seluruh kelurahan untuk mengirim wakilnya. Selain itu, pelajar juga dilibatkan berpartisipasi.
“Sangat luar biasa, walaupun baru kita perkenalkan tapi Alhamdulillah, mulai dari tadi pagi antusias masyarakat bukan di Amal saja, tapi 20 kelurahan yang ada di kota Tarakan hadir,” ungkapnya.
Menurut Ruslan, KORMI turut mensukseskan Pekan Kebudayaan Daerah Tarakan karena inorga di bawah naungannya memang tradisional dan tidak masuk dalam olahraga di bawah KONI. Karena itu, Ruslan menilai sangat pas apabila olahraga tradisional turut dipertandingkan di acara ini.
Selain itu, melalui Pekan Kebudayaan Daerah ini, pihaknya sekaligus menyosialisasikan olahraga di bawah naungan KORMI. Karena layaknya KONI, KORMI juga menyelenggarakan pesta multi even berjenjang hingga tingkat internasional.
Sebagai gambaran, Festival Olahraga Rekreasi Nasional (Fornas) yang merupakan pesta olahraga multi evennya KORMI, akan digelar di Jawa Barat pada tahun depan. Sebelumnya di tahun ini, Kaltara juga turut berpartisipasi pada Fornas di Sumatera Selatan dan berada di peringkat 13 dari 34 provinsi.
“Sekaligus ajang sosialisasi, melihat atlet-atlet kita. Insya Allah akan dipertandingkan pada saat KORMI Kalimantan Utara, setelah juara di situ baru kirim ke Fornas. Kebetulan tahun depan Fornas di Jawa Barat,” ungkapnya.
Sementara itu, Dinas Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga serta Parisiwisata (Disbudporapar) Tarakan turut mendukung pelestarian olahraga tradisional melalui Pekan Kebudayaan Daerah ini.
Hadang atau asinan misalnya, merupakan olahraga yang sering dimainkan anak-anak di masa dulu. Di bawah naungan KORMI, inorga ini terus berkembang dengan dibuatkan aturan hingga perangkat pertandingannya.
“Saya kira permainan ini asyik dan jangan sampai hilang, termasuk khasanah kebudayaan. Kita sebenarnya masih kecil-kecil sering main ini (asinan), Cuma ternyata kalau dikelola dengan baik dan profesional, artinya kalau waktu kita masih kecil, mungkin hanya sekedar main lari sana, lari sini, terus ngotot-ngototan kena enggak kena, ternyata itu ada hakim garis kiri kanan, ada markanya, ada wasit juga,” ujar Kepala Bidang Olahraga pada Disbudporapar Tarakan Amas Ramadhan.
“Ini perlu sebenarnya kita lestarikan. Mungkin ke depannya ada kebijakan dari daerah, untuk pendidikan guru olahraganya diberi semacam pembinaan teknis atau apapun terkait dengan olahraga ini sehingga masih bisa terpelihar,” harapnya. (jkr)
Discussion about this post