TARAKAN – Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan menghibahkan lahan di depan Universitas Borneo Tarakan (UBT) untuk pembangunan Markas Komando (Mako) Maritime Command Center (MCC).
Lahan tersebut juga telah ditinjau Sekretaris Baranahan Kementerian Pertahanan Brigjen TNI Heru Sudarminto, didampingi Wali Kota Tarakan dr. H. Khairul M.Kes, Selasa (11/10/2022).
“Hari ini sebenarnya untuk memastikan lokasi pembangunan MCC,” ujar Wali Kota Khairul kepada awak media, ditemui usai kunjungan.
Upaya ini sekaligus solusi yang ditawarkan Pemkot Tarakan kepada TNI AL dan warga atas sengketa di Bumi Perkemahan Binalatoeng yang sedianya dipilih TNI AL untuk pembangunan MCC.
“Ini lahan pemkot yang kita berikan di depan Borneo untuk pembangunan MCC,” ungkap wali kota.
Lahan yang dihibahkan Pemkot Tarakan sekira 9.000 meter persegi. Letaknya cukup strategis, berada di depan UBT dan mudah diakses. Karena itu, wali kota menilai lokasi tersebut tepat untuk pembangunan MCC.
“Sangat cocok, ini lokasinya bagus sekali. Lokasi pinggir jalan, kelas 1, nyaman sekali, enggak ada masalah,” tuturnya.
Menurut wali kota, secara informal Pemkot Tarakan telah menghibahkan lahan tersebut. Namun akan ditindaklanjuti penyerahan secara tertulis.
Dengan solusi yang ditawarkan Pemkot Tarakan, wali kota berharap pembangunan MCC yang merupakan program pemerintah pusat melalui Kementerian Pertahanan, segera terwujud. Pasalnya kontrak kerja pembangunan MCC sudah telat dua bulan karena sengketa lahan.
Atas hibah lahan tersebut, Sekretaris Baranahan Kementerian Pertahanan Brigjen TNI Heru Sudarminto mengapresiasi dan berterima kasih kepada Pemkot Tarakan.
Jenderal bintang satu ini menilai, lahan tersebut sangat pas dan strategis untuk Mako MCC. Selain akses jalan yang muda, ketingggiannya juga sesuai kebutuhan.
“Saya sangat berterima kasih kepada wali kota dan perangkatnya, luar biasa,” ujarnya.
Kemhan sendiri telah menganggarkan pembangunan MCC yang ditaksir menelan lebih dari Rp 6 miliar. Pembangunannya pun semestinya telah berjalan. Namun karena persoalan sengketa lahan, sehingga tertunda.
Pembangunan Mako MCC merupakan tindak lanjut dari kerja sama trilateral patrol 3 negara antara Indonesia, Malaysia dan Filipina dalam mengawasi keamanan di perairan perbatasan ketiga negara tersebut.
“MCC sebetulnya sarana fasilitas komando untuk bisa memonitor situasi perairan antara Malaysia, Filipina dengan kita. MCC ini bisa membaca seluruh perairan berdasarkan informasi dari satelit, Radar secara tiga dimensi dan itu bisa digunakan tidak hanya oleh TNI saja, bisa juga digunakan oleh Bakamla, Polairud, bisa juga untuk nelayan. Jadi sebetulnya untuk kepentingan semua, bukan hanya kepentingan TNI saja,” ungkapnya. (jkr)
Discussion about this post