TARAKAN – Anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Deddy Yevri Hanteru Sitorus cepat merespon laporan warga Krayan yang ia terima terkait Bahan Bakar Minyak (BBM) dan LPG di perbatasan.
Melalui keterangan tertulisnya, anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) Kalimantan Utara (Kaltara) ini mengaku menerima informasi tersebut pada 4 Juni 2022 lalu.
“Tanggal 4 Juni kemarin saya mendapatkan informasi dari warga Krayan tentang terjadinya kelangkaan BBM dan terhentinya pelayanan gas LPG,” ujar Deddy Sitorus dalam keterangan tertulisnya yang diterima awak media ini.
Anggota DPR RI Fraksi PDIP inipun telah bertemu Direktur Pertamina Patra Niaga guna mencari tahu penyebabnya serta mencarikan solusi atas kendala yang dihadapi.
“Hari ini akhirnya saya bertemu dengan Bapak Alfian Nasution, Dirut Patra Niaga sebagai Sub Holding Pertamina yang bertanggung jawab terhadap pasokan BBM dan LPG,” ungkapnya.
Dari keterangan yang diperolehnya, diketahui bahwa kelangkaan BBM terjadi karena pesawat pengangkut BBM yang dicarter Pertamina via Pelita Air, mengalami kerusakan dan masih menunggu datangnya spare part.
Karena itu, pengangkutan BBM sementara menggunakan pesawat Cessna yang kapasitasnya terbatas. Meski demikian, Deddy Sitorus mengusulkan juga agar Pertamina Patra Niaga dapat bekerja sama dengan TNI AU untuk memanfaatkan pesawat Hercules mengangkut BBM ke perbatasan untuk sementara waktu.
“Saya mengusulkan agar Patra Niaga bekerja sama dengan TNI AU agar untuk sementara menggunakan pesawat Hercules agar volume BBM yang diangkut bisa lebih besar,” ungkpanya.
Sedangkan untuk supplai LPG yang terhenti, menurutnya, juga dikarenakan kerusakan pesawat dan masih menunggu suku cadang baru agar pesawat bisa melayani kembali.
Menurutnya, mencari pesawat pengganti lebih lama dan sulit karena harus mengurus izin dan memodifikasi pesawat khusus untuk pengangkutan LPG. Namun ia tetap berharap LPG bisa dikirim ke perbatasan.
“Semoga bisa diangkut bersamaan dengan BBM meski tentu harus mendapatkan izin dari Kemenhub,” harapnya.
“Saya juga berinisiatif untuk mengontak Menteri ESDM, Bapak Arifin Tasrif dan Dirjen Migas Bapak Tutuka Ariadji yang ternyata sedang berada di luar negeri. Tujuan saya adalah untuk mempertanyakan progres usulan penambahan kuota LPG subsidi untuk Kaltara. Saat ini kuotanya sangat terbatas karena banyak wilayah yang masih berstatus wilayah non konversi. Mudah-mudahan minggu depan dapat dijadwalkan,” harapnya lagi. (jkr)
Discussion about this post