TARAKAN – Wali Kota Tarakan dr. H. Khairul M.Kes mengingkatkan calon jamaah haji Tarakan agar menjaga nama baik Indonesia saat melaksanakan ibadah haji di Mekkah.
Hal itu menjadi harapan Wali Kota Khairul saat menyampaikan sambutannya pada kegiatan pembinaan manasik haji 1443 Hijriah/2022 Masehi di Ruang Serbaguna Kantor Wali Kota Tarakan, Kamis (9/6/2022).
“Calon jamaah haji adalah duta-duta bangsa. Jadi segala perilaku, tindak tanduk bapak ibu semua mencerminkan bangsa Indonesia,” harap Wali Kota.
Wali Kota juga mengingatkan bahwa pelaksanaan ibadah haji memerlukan fisik yang kuat. Karena itu, perlu dipersiapkan fisik calon jamaah agar dapat melaksanakan ibadah haji.
“Dari sini bapak nanti nginap nanti di embarkasi satu malam, habis di sana diperiksa lagi, mulai dari koper, kesehatannya, habis itu naik pesawat lagi, perjalanannya cukup panjang, begitu turun dari pesawat tidak langsung ke hotel, menunggu ladi di bandara dan seterusnya. Jadi saya kira memang dibutuhkan persiapan fisik luar biasa,” kata Wali Kota.
Karena itu, waktu sekira 3 minggu yang tersisa menjelang keberangkatan dapat dimanfaatkan calon jamaah haji untuk melatih fisiknya. Yang paling penting adalah latihan berjalan kaki.
Wali Kota juga mengingatkan agar calon jamaah haji menjaga kondisi kesehatannya, termasuk tidak hamil pada saat akan berangkat menunaikan ibadah haji.
Karena berdasarkan pengalaman menjadi dokter kesehatan, calon jamaah haji pernah ditolak berangkat karena hamil.
“Yang dijaga jangan sampai hamil, 3 minggu masih bisa. Pengalaman saya, dulu selalu ada yang ditolak berangkat haji karena hamil,” pesannya.
Wali Kota bersyukur atas dibukanya lagi pelaksanaan ibadah haji oleh Pemerintah Arab Saudi, setelah 2 tahun ditiadakan karena pandemi Covid-19.
Meski kini kuotanya berkurang karena kebijakan Pemerintah Arab Saudi yang membatasi kuota jamaah di seluruh dunia, termasuk Indonesia, namun tetapi disyukuri Wali Kota Khairul.
Pada musim haji tahun ini, kuota haji Indonesia berjumlah 100.051. Jumlah tersebut terdiri dari 92.825 kuota haji reguler dan 7.226 kuota haji khusus.
Dari jumlah itu, Kota Tarakan mendapatkan kuota 68 orang kuota haji reguler dan 19 kuota haji khusus. Jumlah itu menurun sekira 40an persen dari sebelumnya mencapai 155 orang.
“Alhamdulillah dari jatah Indonesia yang dapat melihat hanya 100 ribu, kita dapat 68, memang jauh dari yang sebelumnya,” ungkapnya.
Dengan pengurangan kuota, memperpanjang daftar tunggu jamaah haji Indonesia. Hal ini menjadi pekerjaan rumah bagi Pemerintah Indonesia untuk melobi Pemerintah Arab Saudi untuk menambah kuota haji. (jkr)
Discussion about this post