TARAKAN – Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila turut dihadiri Wakil Wali (Wawali) Kota Tarakan Effendhi Djuprianto, secara virtual.
Pemerintah Pusat menggelar upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila di Lapangan Pancasila, Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Rabu (1/6/2022). Presiden Joko Widodo memimpin langsung upacara tersebut.
Upacara juga dihadiri pemerintah daerah di seluruh Indonesia secara virtual. Termasuk Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan yang diwakili Wakil Wali Kota Effendhi Djuprianto.
Sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo, Wakil Wali Kota Tarakan Effendhi Juprianto mengharapkan masyarakat dapat menerapkan nilai-nilai dari sila yang terkandung dalam Pancasila.
“Sudah barang tentu dalam mengamalkan nilai-nilai Pancasila, tidak terlepas daripada 4 pilar kebangsaan, bisa dapat dilaksanakan secara konsukwen,” harap Wawali saat diwawancai jendelakaltara.co, usai upacara.
Termasuk, menurut Wawali, turut membantu program pemerintah. Sebagaimana tema Hari Lahir Pancasila yakni “Bangkit Bersama Membangun Peradaban Dunia”, Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan turut berperan mendorong pertumbuhan ekonomi melalui Kawasan Industri dan Pelabuhan (KIPI).
Pemkot Tarakan juga sedang merancang kawasan minapolitan sebagai salah satu upaya turut mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, nasional dan dunia.
Karena itu, Wawali mengajak seluruh komponen untuk bahu-membahu mewujudkan kawasan minapolitan dengan memanfaatkan jalur ALKI II untuk mendorong ekspor melalui hadirnya kawasan minapolitan.
“Kami ajak kepada seluruh komponen masyarakat di Tarakan untuk bahu-membahu dalam rangka mewujudkan daripada kegiatan-kegiatan yang mendorong agar kita bisa berperan di dunia. Karena kota Tarakan kalau kita lihat daerah terluar yang mungkin mampu kita bantu dalam hal recovery ekonomi provinsi maupun nasional melalui memanfaatkan ALKI II,” ajaknya.
Hal ini sesuai dengan nilai-nilai Pancasila yang di dalamnya mengandung nilai-nilai kebangsaan dan bela negara, sehingga masyarakat, terutama kaum milenial, dapat bangkit dalam rangka mengisi kemerdekaan.
Menurut Wawali, kaum milenial tidak menggantungkan kepada adanya lapangan pekerjaan, tetapi justru berada di depan, menyingsingkan bahu dalam rangka melaksanakan 4 pilar kebangsaan, dengan membantu kemandirian dirinya sendiri dalam rangka memulihkan ekonomi nasional. (jkr)
Discussion about this post