BAHRAIN – Wakil Ketua PURT DPD RI Hasan Basri melakukan pertemuan dengan Komite Keuangan dan Administrasi Majelis Shura dan Majelis Nuwwab dalam rangka Studi Pengelolaan Anggaran Parlemen di Majlis Shura Gudaibiya, Selasa (24/5/2022).
Hadir diantaranya Pimpinan dan Anggota PURT DPD RI, Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Bahrain, Ketua Masyarakat Bisnis dan Persahabatan Bahrain-Indonesia, Ketua Indonesian Diaspora Network Chapter Bahrain, Perwakilan Masyarakat Indonesia di Bahrain dan tamu undangan yang lainnya.
Dalam sambutannya, Hasan Basri menyampaikan bahwa DPD RI merupakan kamar kedua dalam lembaga perwakilan Indonesia, yang tugas dan kewenangannya diatur dalam konstitusi negara Republik Indonesia.
Tujuan studi Referensi ini adalah dalam rangka untuk berdiskusi dan berbagi ilmu, pengalaman dan keahlian dengan Parlemen Kerajaan Bahrain, terkait pengelolaan anggaran dan kebijakan rumah tangga.
“Dalam melaksanakan tugas PURT DPD RI perlu kiranya untuk kami memperoleh pengetahuan dan informasi mengenai mekanisme kerja parlemen, pengelolaan anggaran, serta pertanggung jawaban laporan,” ujar Hasan Basri.
Wakil Ketua PURT DPD RI asal Kaltara ini menyampaikan hubungan bilateral antara Indonesia-Bahrain telah terjalin dengan baik khususnya pada penguatan kerjasama ekonomi.
“Melalui pertemuan antara Menlu RI dengan Menlu Bahrain pada September 2019 lalu, kedua negara sepakat untuk meningkatkan investasi dan kerjasama langsung antara pengusaha kedua negara,” kata Senator asal Kalimantan Utara.
Lebih jauh di forum yang sama, Hasan Basri menyampaikan potensi dan kekayaan Sumber Daya Alam yang dimiliki oleh Indonesia.
“Indonesia selama ini dikenal sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam. Pandangan seperti ini tidak sepenuhnya salah, dikarenakan beberapa produk sumber daya alam yang ada di Indonesia menjadi produk utama ekspor saat ini. Terdapat beberapa produk ekspor Indonesia yang menjadi unggulan di pasar global,” kata Hasan Basri.
“Produk unggulan yang dimiliki Indonesia di sektor perkebunan seperti kelapa sawit, karet, kopi, teh, kakao. Di bidang industri ada alas kaki, dan yang terakhir adalah di sektor perikanan,” tegas senator muda asal Kaltara ini.
Hasan Basri juga menyampaikan beberapa potensi yang dapat dikembangkan di Indonesia, khususnya di Kalimantan Utara. Hal ini dibuktikan dengan adanya kontribusi yang diberikan oleh Kaltara terhadap PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) yang terus meningkat.
Selain itu juga Hasan Basri menilai, Sektor kelautan dan perikanan di Kalimantan Utara merupakan salah satu sektor perekonomian yang menjadi penopang utama Provinsi Kalimantan Utara di masa normal, bahkan pandemi.
“Kalimantan Utara juga memiliki kawasan perairan yang dapat dikembangkan untuk diekspor seperti Udang dan Ikan,” Kata Hasan Basri.
“Dengan potensi wilayah laut yang luas, peluang investasi di bidang kelautan dan perikanan terbuka lebar menyusul akselerasi program terobosan yang dilakukan oleh pemerintah dengan membuka peluang investasi” ujar Hasan Basri.
“Kami berharap, dengan adanya pertemuan ini kedepannya potensi untuk ekspor melalui budidaya pertambakan, yang selama ini mengambil via Bangkok, agar bisa dapat ke via Indonesia khususnya Kalimantan Utara,” tutup Hasan Basri. (**)
Discussion about this post