TARAKAN – Potensi ultra mikro dinilai sangat besar. Apalagi saat ini menggandeng PNM dan Pegadaian.
Dikatakan Aestika Oryza Gunarto, Corporate Secretary BRI sekaligus Ketum Forum Humas BUMN 2021-2023, ekosistem Ultra Mikro akan membuka layanan keuangan untuk 45 juta usaha.
Potensi ultra mikro yang sangat besar dapat memperkuat core competence BRI di segmen mikro dan kecil.
Secara nasional, usaha ultra mikro yang membutuhan pendanaan tambahan, dari 45 juta nasabah pada tahun 2018, hanya 15 juta yang dapat dilayani oleh lembaga keuangan formal.
Kemudian 12 juta lainnya dilayani oleh rentenir dan keluarga atau kerabat. Dan total 18 juta sisanya belum mendapatkan akses pendanaan sama sekali.
Adapun yang dilayani oleh lembaga keuangan formal kerja sama BRI, Pegadaian dan PNM yakni 3 juta dari perbankan, 3 juta dari pegadaian, 6 juta dari pinjaman kelompok, 1,5 juta BPR dan 1,5 juta fintech.
Dalam rangka mengembangkan ekosistem ultra mikro untuk kemajuan perekonomian bangsa, dalam hal ini BRI bekerja sama dengan Pegadaian dan PNM dalam rangka sinergi menciptakan journey yang terintegrasi bagi usaha segmen ultra mikro.
BRI dalam hal ini memiliki tupoksi sebagai market leader di industri perbankan yang melayani segmen UMKM.
Pegadaian sebagai market leader di industri pegadaian dan PNM sebagai market leader di pembiayaan kelompok dengan fokus pemberdayaan usaha kepada kelompok wanita pra-sejahtera.
Bentuk sinergitas itu pertama empower, PNM akan melakukan pemberdayaan usaha kelompok masyarakat prasejahtera agar dapat menjadi wirausaha yang mandiri.
Kedua, integrate, seiring dengan perkembangan kebutuhan pendaaan tambahan dapat dilayani oleh BRI seperti KUR Mikro oleh pegadaian untuk produk gadai.
Ketiga, upgrade, usaha ultra mikro tersebut dapat naik kelas ke segmen mikro dan dilayani oleh BRI melalui produk Kupedes.
“Benefitnya, dari sisi ekonomi memberikan nilai tambahan bagi pemegang saham dan usaha UMi. Dari sisi sosial meningkatkan kapabilitas usaha ultra mikro melalui pemberdayaan usaha dan secara sustainable berkontribusi terhadap peningkatan literasi dan inklusi keuangan di Indonesia,” paparnya.
Sementara itu di Tarakan sendiri saat ini sudah diterapkan. Salah satunya lewat Sentra Layanan Ultra Mikro (Senyum) di BRI Unit Juata Kerikil Kota Tarakan.
Sentra Layanan Ultra Mikro (Senyum) merupakan penamaan dari unit kerja yang menggunakan konsep Co-location, dimana nasabah dapat mengakses layanan ekosistem Ultra Mikro dari 3 entitas perusahaan (BRI, Pegadaian, dan PNM) di dalam satu lokasi layanan bersama.
Ini sangat mempermudah nasabah sebagai pengguna dari sinergi untuk meningkatkan layanan lebih baik lagi sehingga mereka bisa bertumbuh dan mengembangkan usahanya.
Pimpinan Cabang (Puncak) BRI Tarakan Doan Taurino Arief mengatakan, di sini tidak bekerja sendiri tetapi bersinergi bersama Pegadaian dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Doan menjelaskan, sebelum sampai di level tersebut, sebelumnya ada program pinjaman kemitraan dengan bunga 3 persen.
Kedua program KUR terdiri dari Super Mikro dan KUR Mikro. “KUR Super Mikro sampai Rp 10 juta dengan bunga 6 persen. Mikro Rp 50 juta kemarin dan sekarang akan bisa menuju Rp 100 juta,” sebut Doan.
Setelah melewati level itu, selanjutnya ada istilah Kupedes. Kupedes adalah pinjaman komersial bisa di angka Rp 250 juta.
“Ada juga agen yang memantrikan agen Brilink yang bisa memprakarsai pinjaman namanya agen UMi, diputus di unit tidak harus datang ke BRI untuk prosesnya,” ujarnya.
Saat ini sedang dijalankan sekitar 30-an lebih yang menggunakan atau lewat agen UMi.
“Sudah ada Sentra Layanan kami di Juata dan sudah berjalan itu bekerja sama dengan Pegadaian,” pungkasnya. (azi)
Discussion about this post