TANJUNG SELOR – Sebanyak 130.000 hektare lahan mangrove di Kalimantan Utara (Kaltara) bakal direhabilitasi.
Gubernur Kaltara Drs. H. Zainal Arifin Paliwang S.H, M.Hum menyebutkan rehabilitiasi kawasan mangrove akan dikucur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp 95 miliar melalui Dana Bagi Hasil (DBH) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kaltara.
Program rehabilitasi mangrove merupakan program jangka panjang. BRGM akan membantu persemaian dan juga akan membangun persemaian yang di daerah Bulungan.
Salah satunya adalah pembangunan persemaian di Kabupaten Bulungan. Dari dana tersebut, Rp 15 miliar di antaranya dialokasikan untuk penanaman kembali mangrove.
“Dari laporan Dishut Kaltara, kita akan melakukan rehabilitasi kawasan mangrove. Di mana sumber pendanaannya dari APBD hanya Rp 500 juta, sisanya melalui APBN melalui DBH,” kata Gubernur, belum lama ini.
Pembangunan persemaian ini dimaksudkan untuk mendukung program rehabilitasi lahan yang ada di Kaltara.
“Persemaian yang kita bangun untuk tanaman darat,” katanya jelas.
Untuk rehabilitasi mangrove, Pemprov Kaltara bekerja sama dengan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM).
“Untuk mangrove ada juga BRGM yang bantu kita,” ungkapnya.
Terkait keberadaan mangrove di wilayah Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning Mangkupadi, pihaknya mengaku kawasan mangrove tidak terlalu banyak.
Kawasan mangrove yang banyak, kata Maryanto terletak di wilayah anak-anak sungai di Tanah Kuning, dan berada di luar kawasan KIPI.
“Kalau di KIPI ada mangrove tapi tidak banyak, ada itu di luar kawasan KIPI, ada di daerah anak-anak sungai di Tanah Kuning,” tuturnya.
Seperti diketahui, program restorasi mangrove menjadi perhatian pemerintah pusat dan dunia internasional. Di mana belum lama ini, Presiden RI Joko Widodo telah melakukan penanaman bibit mangrove di Desa Bebatu, Kabupaten Tana Tidung.
Gubernur menjelaskan, di Kaltara ini ada ratusan ribu hektare hutan mangrove yang akan direhabilitasi oleh pemerintah.
“Target kita dalam tiga tahun ke depan agar kita perbaiki. Sebab Indonesia memiliki luas hutan mangrove yang terbesar di dunia,”tuntasnya. (dkisp)
Discussion about this post