TARAKAN – Harapan membuka Program Studi (Prodi) Fakultas Kedokteran di Universitas Borneo Tarakan (UBT) segera terwujud. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah menugaskan UBT untuk menyiapkan persyaratan yang dibutuhkan.
Kabar itu diperoleh setelah Rektor UBT Prof Adri Patton bersama senat menemui Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi Kemendikbudristek Prof Nizam, belum lama ini. Dalam pertemuan itu, Adri Patton menyampaikan alasan perlunya membuka fakultas kedokteran di UBT.
“Empat hari lalu saya mengajak senat, disamping ada kunjungan kami ke Universitas Veteran Jakarta, juga kami menghadap mas dirjen. Dalam pertemuan, saya selaku rektor menyampaikan berbagai macam kebutuhan akan dokter. Sebenarnya untuk menjadi fakultas kedokteran di UBT bukan untuk gaya-gayaan, tapi bagaimana nanti para anak-anak Kalimantan utara, apalagi ada IKN, Kaltara sebagai penyangga, tentu di bidang kesehatan akan tidak bermasalah lagi,” tuturnya kepada awak media, Jumat (25/2/2022).
Setelah kembali ke Tarakan, pada Kamis (24/2/2022) malam, Adri Patton menerima surat dari Kemendikbudristek. Surat tersebut ditujukan kepada tiga rektor univesitas negeri, yakni Rektor Universitas Sulawesi Barat, Rektor UBT dan Rektor Universitas Bangka Belitung.
Di antara isinya, Kemendikbudristek memberikan penugasan kepada rektor untuk mendirikan atau membuka program studi kedokteran program sarjana dan program studi pendidikan profesi dokter serta program studi kedokteran gigi program sarjana dan program studi pendidikan profesi dokter gigi di perguruan tinggi yang dipimpin.
Selain itu, para rektor juga diminta untuk menyiapkan pemenuhan persyaratan pembukaan program studi tersebut. Apabila persyaratan telah terpenuhi, rektor diharapkan mengajukan permohonan pembukaan program studi tersebut kepada Ditjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi Kemendikbudristek.
“Pada malam tadi saya mendapat surat resmi penugasan kepada UBT untuk segera membuka fakultas kedokteran. Berarti menurut saya inilah komitmen Mas Nadiem Makarim kepada UBT selaku perguruan tinggi negeri yang ada di perbatasan, perguruan tinggi negeri baru yang ada di provinsi ke 34, luar biasa,” ungkapnya.
Adri Patton sangat bahagia dengan respon dari Kemendikbudristek ini. Karena dengan restu tersebut, impiannya bisa membuka fakultas kedokteran di UBT untuk memenuhi kebutuhan dokter di Kaltara yang merupakan daerah perbatasan, segera terwujud.
Tidak hanya merestui, Mendikbudristek Nadiem Makarim juga menjadwalkan berkunjung langsung ke UBT pada 8 Maret nanti. Disamping meresmikan beberapa gedung yang baru dibangun, juga akan melihat kesiapan UBT dalam membuka fakultas kedokteran.
“Insya Allah mas Nadiem akan dating tanggal 8 datang ke sini, tentu saya sudah juga melaporkan ke pak gubernur, melaporkan ke pak wali kota dan bersama-sama akan menjemput mas Nadiem. Begitu sampai penjemputan dari ruang VIP, kita langsung ke acara meresmikan gedung laboratorium,” tuturnya.
Karena itu, ucapan terima kasih disampaikan Adri Patton kepada Mendikbudristek Nadiem Makarim yang telah merestui harapan itu. Pihaknya kini sedang mempersiapkan persyaratan-persyaratan yang diminta.
“Saya salam hormat dengan mas Menteri yang sudah memberikan penugasan kepada UBT, dan saat ini kami sudah dapat dan menyiapkan berbagai macam brosur, persyaratan-persyaratan, termasuk borang, termasuk SDM, termasuk infrastruktur,” ungkapnya.
Selain itu, Adri Patton juga berterima kasih atas dukungan Gubernur Kaltara, Wali Kota Tarakan dan seluruh kepala daerah di Kaltara serta stakeholder terkait lainnnya.
“Saya berterima kasih kepada pak wali kota dan pak gubernur yang menginstruksikan semua dokter yang ada di Kaltara ini, bisa menjadi dosen,” tuturnya.
Saat kunjungan Mendikbudristek nanti, menurut Adri Patton, Gubernur Kaltara dijadwalkan juga melakukan penandatangan komitmen untuk menjadikan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. H. Jusuf SK sebagai rumah sakit pendidikan.
Kebijakan ini akan berdampak baik terhadap rumah sakit milik Pemprov Kaltara karena akan naik kelas dari rumah sakit tipe B menjadi tipe A. Sehingga pangkat dari direkturnya akan menjadi eselon I B. (jkr)
Discussion about this post