TANJUNG SELOR – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) melangsungkan Puncak Pencanangan Pelayanan KB dan Kespro Bersama Mitra Kerja Tahun 2021.
Ini dilakukan sebagai bentuk perencanaan pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi (Kespro) rakyat Indonesia.
Kegiatan ini dihadiri Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Drs. H. Zainal A. Paliwang S.H, M.Hum bersama Harlan Lelana selaku Koordinator Pelaksana Progam KKBPK Provinsi Kaltara serta jajaran lainnya secara daring dari Ruang Rapat Gubernur, Senin (27/9/2021).
Dalam pertemuan tersebut, tercatat bahwa Kaltara sebagai provinsi termuda di Indonesia mendapatkan penghargaan sebagai provinsi terbaik kedua pada kategori target pelayanan kurang dari 10.000 akseptor tingkat nasional setelah Provinsi Maluku.
“Dari 34 provinsi ternyata Kaltara berada pada peringkat ke dua, jadi dari BKKBN RI memberikan penghargaan atas partisipasi masyarakat terhadap pecapaian program KB melalui peserta KB di Kaltara. Kita juga tidak menyangka karena memang penduduk di Kaltara ini tidak banyak,” ujar Harlan.
“Setiap provinsi itu ada target yang diberikan oleh BKKBN Pusat berdasarkan jumlah penduduknya, untuk Kaltara itu ditargetkan sebanyak 2 ribu. Jika dilihat dari target, Kaltara sudah bisa melampaui sangat jauh di atas target, yaitu sebanyak 3.652,” tambahnya.
Selain itu, Harlan menjelaskan bahwa asumsi masyarakat mengenai program KB menganjurkan dua anak cukup tidak sepenuhnya benar. Hal ini karena KB hanya mengatur jarak kelahiran antar anak agar tidak bertambah tingkat stunting di suatu wilayah.
“Kaltara ini wilayahnya luas, pertumbuhan penduduk pun belum maksimal. Kalimat dua anak cukup itu hanya asumsi yang beredar saja karena memang KB bukan melarang punya anak, melainkan mengatur jarak antara anak pertama dengan anak ke dua dan seterusnya. Jadi sekarang asumsi yang benar itu dua anak sehat,” ujar Harlan.
“Sehat di sini maksudnya dari segi jasmani dan rohani, jadi bisa terlepas dari stunting. Biasanya stunting terjadi karena anak pertama belum selesai masa menyusunya tapi sudah ada anak ke dua, jadi kebutuhan anak pertama belum terpenuhi tapi sudah harus dibagi dengan si adik,” tambahnya.
Sebagai penutup, Harlan menjelaskan bahwa jumlah anak yang diinginkan setiap keluarga bukan menjadi persoalan. Hanya saja, penting untuk orang tua mengatur jarak anak agar suatu hal yang tidak diharapkan dapat terhindar.(saq/dkispkaltara)
Discussion about this post