TARAKAN – Baru beberapa hari lalu terjadi bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar tepatnya pada Minggu (28/3/2021), dugaan aksi terorisme kembali terjadi lagi pada Rabu (31/3/2021) sore. Kali ini menyerang Mabes Polri, Jakarta Selatan.
Namun, pelaku berhasil dilumpuhkan kepolisian setelah sebelumnya sempat saling tembak menembak. Dari video amatir yang diterima awak media ini, Rabu (31/3/2021), terlihat seseorang berpakaian hitam nekat memasuki lingkungan Mabes Polri. Setelah itu terdengar suara letusan senpi. Orang tak dikenal itu kemudian terlihat jatuh dan tersungkur tak berdaya.
Aksi terorisme yang terjadi di Indonesia memunculkan keprihatinan tokoh agama. Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Tarakan bereaksi dengan menggelar pertemuan pada Selasa (30/3/2021) di Sekretariat Baznas Tarakan.
Dari pertemuan tersebut, FKUB menyatakan sikap terhadap aksi terorisme yang terjadi. Di antaranya mengutuk perbuatan tersebut dan menilai sebagai tindakan kekerasan mengatasnamakan agama.
“Pertama, kami para tokoh agama mengutuk keras perbuatan biadab pelaku pengeboman gereja Katedral di Makassar sebagai tindakan kekerasan yang mengatasnamakan agama,” tegas Sekretaris FKUB Tarakan Syamsi Sarman, Rabu (31/3/2021).
FKUB Tarakan meminta kepada aparat keamanan mengungkap tuntas dan mengusut kasus tersebut melalui proses hukum.
FKUB Tarakan juga menghimbau kepada semua umat dan masyarakat pada umumnya untuk tetap rukun dan menjaga kondusifitas. Jangan terpancing dan terprovokasi oleh berbagai isu yang dapat menciptakan permusuhan dan gangguan kamtibmas.
FKUB Tarakan juga menghimbau kepada para pengurus rumah ibadah agar meningkatkan kewaspadaan dan keamanan di rumah ibadahnya masing-masing. Dan memohon bantuan pengawasan serta pengamanan dari aparat keamanan dalam kegiatan-kegiatan ibadah umat beragama.
Dari sisi agama Islam, Syamsi Sarman menegaskan bahwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah menetapkan fatwa Nomor 3 Tahun 2014 bahwa terorisme adalah tindakan kejahatan terhadap kemanusiaan dan peradaban. Terorisme betentangan dengan ajaran islam.
“Mengaitkan jihad dengan terorisme adalah kesalahan dalam memahami ajaran Islam,” tegasnya pria yang juga Ketua PW Muhammadiyah Kaltara ini.
Sepengetahuannya yang diperolehnya dari pandangan tokoh-tokoh agama FKUB bahwa terorisme bukan dari ajaran agama manapun.
Oleh karena itu Syamsi Sarman mengharapkan aparat memperketat pengamanan rumah-rumah ibadah khususnya dalam peringatan hari Paskah dan ibadah Ramadhan. Ia menilai, boleh jadi teror di kantor polisi sebagai trik agar aparat mengalihkan konsentrasinya dari penagamanan rumah ibadah.
Kepala Kantor Kementerian Agama Tarakan HM Shaberah juga dengan tegas mengutuk aksi terorisme, terutama yang terjadi di Makassar.
“Kami dari Kementerian Agama Kota Tarakan sangat perihatin dan mengutuk perbuatan bom bunuh diri tersebut kepada oknum pelaku bom bunuh diri tersebut,” tegas Shaberah dalam pernyatannya kepada awak media ini, Rabu (31/3/2021).
Menurutnya, agama apapun tidak membenarkan adanya perilaku tersebut. Apalagi ajaran Islam, sangat tidak mengajarkan bom bunuh diri.
“Pelaku bom bunuh diri tersebut bukannya masuk surga bahkan dia pasti masuk neraka lebih dulu. Dalam ajaran agama islam di haramkan menggangu ummat atau agama lsin dalam beribadah,” tegasnya.
Shaberah bahkan menilai, sesungguhnya pengetahuan pelakunya tentang ajaran agamanya tipis sekali. Bahkan boleh dikatakan tidak memiliki ilmu agama yang baik dan benar.
Shaberah menghimbau kepada semua tokoh agama baik ustad, pendeta dan tokoh agama lainnya untuk memberikan ceramahnya yang menyejukkan umat dan memberikan ketenangan kepada umatnya. (jkr-1)
Discussion about this post