TARAKAN – Mengawali tahun 2021, inflasi Kalimantan Utara (Kaltara) mengalami deflasi sebesar -0,58 persen pada Januari. Capaian itu disumbangkan dari Kota Tarakan yang mengalami deflasi sebesar -0,85 persen (mtm), sedangkan Tanjung Selor mengalami inflasi sebesar 0,49 persen (mtm).
“Dengan kondisi tersebut, Kalimantan Utara pada Januari 2021 tercatat mengalami deflasi sebesar -0,58 persen (mtm),” demikian pernyataan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kaltara dalam rilis inflasi bulanannya yang diterima jendelakaltara.co, Rabu (3/1/2021).
Hal ini berbeda dengan pola historis tahunan yang menunjukkan pada awal tahun Kaltara cenderung mengalami inflasi yang rendah.
Inflasi didorong oleh adanya penurunan komoditas angkutan udara ditengah adanya tekanan pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau.
Berdasarkan perkembangan tersebut, inflasi tahunanProvinsi Kaltara pada periode Januari 2021 sebesar 0,72 persen (yoy) atau berada di bawah kisaran sasaran inflasi 3,0 persen ±1 persen (yoy).
Dari analisa KPwBI Provinsi Kaltara, rendahnya inflasi Provinsi Kaltara pada bulan Januari 2021 bersumber dari rendahnya tekanan kelompok transportasi ditengah adanya tekanan kelompok lain. Kelompok transportasi mencatat deflasi sebesar -9,78 persen.
“Rendahnya tekanan inflasi Kaltara pada bulan Januari 2021 utamanya disebabkan rendahnya tekanan pada kelompok transportasikhususnya tarif angkutan udara. Penurunan tarif terjadi pada bulan Januari disebabkan rendahnya demand yang disebabkan banyaknya dokumen yang harus dilengkapi ketika masyarakat akan bepergian menggunakan angkutan udara.Lebih lanjut diberlakukannya PSBB kembali di beberapa daerah juga menjadi penyebab dari banyaknya masyarakat yang membatalkan rencana untuk melakuka perjalan pada awal tahun 2021,” beber KPwBI Kaltara akan penyebab deflasi pada transportasi angkutan udara.
Sementara itu, kelompok lainnya yaitu makanan, minuman, dan tembakau serta perumahan, listrik, air dan bahan bakar mengalami inflasi masing-masing sebesar 1,76 persen (mtm) dan 0,21 persen (mtm).
Lima komoditas yang memberikan andil inflasi bulanan (mtm) pada kelompok makanan, minuman dan tembakau antara lain cabai rawit (0,22 persen), sawi hijau (0,09 persen), bayam (0,09 persen), kangkung (0,08 persen) dan wortel (0,06 persen).
Sementara itu, komoditas yang memberikan andil deflasi bulanan (mtm) terbesar yaitu bawang merah (-0,05 persen), daging ayam ras(-0,04 persen) dan ikan bandeng (-0,02 persen).
“Kelompok makanan, minuman dan tembakau khususnya cabai rawit mengalami kenaikan dipengaruhi terbatasnya pasokan akibat curah hujan yang tinggi di berbagai wilayah sentra penghasil cabai di tengah permintaan masyarakat yang relatif meningkat di periode awal tahun 2021. Secara tahunan, kelompok makanan, minuman, dan tembakau mencatat inflasisebesar 1,94% (yoy),” lanjut KPwBI Kaltara.
Sementara itu, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar Lainnyapada bulan Januari 2021 tercatat sedikit mengalami peningkatan. Secara tahunan, kelompok tersebut mencatat inflasi sebesar 1,02 persen (yoy).
Kelompok ini pada bulan Januari 2021 mengalami inflasi sebesar 0,15 persen (mtm). Komoditas utama penyumbang inflasi adalah Bahan bakar rumah tangga yang memberikan andil inflasi 0,01 persen (mtm) sehubungan dengan meningkatnya terbatasnya pasokan bahan bakar rumah tangga.
Ke depan, inflasi akan tetap dijaga sehingga berada pada sasaran inflasi 2021, yaitu 3,0±1 persen. Untuk itu, KPwBI Perwakilan Kaltara mengharapkan koordinasi antara Pemerintah, Bank Indonesia dan lembaga terkait yang tergabung dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terus diperkuat dalam menghadapi sejumlah risiko yang dapat mendorong kenaikan harga. (sumber: rilis KPwBI Provinsi Kaltara)
Discussion about this post