TARAKAN – 408 peserta telah dinyatakan lulus seleksi Bintara Polri di Kepolisian Daerah (Polda) Kalimantan Utara (Kaltara).
Mereka juga telah diberangkatkan menuju tempat pendidikan pada Minggu (15/11/2020). Keluarga calon siswa ikut mengantar keberangkatan di terminal bandara Juwata Tarakan.
Abdul Rauf, salah satu keluarga calon siswa bintara, merasa bersyukur dengan lulusnya Fajar Ahmad yang merupakan keponakannya.
“Alhamdulillah dengan lulusnya ini ya sangat gembiralah ya, senanglah keluarga,” kata Abdul Rauf kepada jendelakaltara.co, Minggu (15/11/2020).
Abdul Rauf menegaskan tidak ada ia mengeluarkan dana untuk meluluskan keponakannya. “Tidak ada, tidak ada itu,” tegasnya.
Abdul Rauf berterima kasih kepada Kapolda Kaltara dan Kapolres Tarakan dengan diadakannya seleksi calon bintara Polri ini.
Abdul Rauf juga berharap peserta yang mendapatkan kesempatan lolos semoga membawa Kaltara lebih maju, aman dan kondusif.
Keluarga calon siswa bintara lainnya, Hj. Nur, juga bersyukur karena Muhammad Nur Ilahi bisa lulus. Pasalnya menjelang pengumuman, sempat was-was karena belum ada keputusan kuota.
“Tapi Alhamdulillah, Polda Kaltara memutuskan untuk kuota tahun ini banyak,” tuturnya, Minggu (15/11/2020).
Hj. Nur juga menegaskan, Muhammad Nur Ilahi bisa lulus karena kemampuannya. Tidak ada ia mengeluarkan biaya untuk meluluskan anaknya.
“Setahu kami Bismillah, memang kemampuan anak. Gratis, gratis,” tegasnya.
Kapolda Kaltara Irjen Pol Bambang Kristiyono berharap mereka nantinya bisa kembali semua dengan sehat dan menjadi polisi yang mengawal Kamtibmas di Kaltara.
“Setelah kita berangkatkan mudah-mudahan 408 orang semua bisa kembali dengan sehat dan bisa jadi polisi yang siap mengawal kamtibmas di wilayah Kaltara,” harap kapolda saat ditemui awak media disela melihat kesiapan calon siswa bintara di bandara Juwata Tarakan, Minggu (15/11/2020).
Kapolda menjelaskan upaya yang dilakukannya sehingga bisa menjaring lebih banyak putra-putri daerah. Menurut kapolda, sejak datang, yang pertama dilakukan adalah meminta data berapa jumlah peserta yang mendaftar.
Ternyata animonya mencapai 1.159 orang. Dari sisa tes, Kapolda kemudian meminta data jumlah putra-putri asli daerah kepada SDM.
“Sisa berapa saya minta ke SDM data, berapa putra asli Dayak yang bapak ibu yang Dayak, yang bapak saja atau ibu saja Dayak, itu kita anggap putra asli suku Dayak. Sehingga saya tulis surat ke Kapolri, minta prioritas, pak Kapolri, 95 orang jumlah waktu itu sisanya. Alhamdulillah semuanya lulus kecuali orang yang sakit karena sakit sehingga enggak bisa lanjut,” beber kapolda.
Kapolda tegaskan tidak ada membayar jadi polisi. “Waktu pengumuman saya sampaikan tidak ada yang membayar serupiah pun untuk jadi polisi. Kalau ada nanti orang-orang yang minta jasanya, tidak ada. Dan sanksinya saya diskualifikasi, saya lapor, saya copot. Jadi tidak ada yang bayar, gratis sama sekali,” tegasnya. (jkr-1)
Discussion about this post