TARAKAN – Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kalimantan Utara (Kaltara) kembali melakukan pemusnahan barang bukti narkotika hasil pengungkapan kasus yang dilakukan pihaknya.
Dalam kasus yang diungkap pada 27 November lalu, BNNP Kaltara menggagalkan penyelundupan 2.857.69 gram atau 2,8 Kilogram dan 37 tablet extacy. Turut diamanakan juga tiga tersangka.
Namun dalam pemusnahan yang dilakukan di halaman Kantor BNNP Kaltara di Tarakan, Kamis (16/12/2021), sebanyak 2,835 kilogram sabu dan 34 pil extacy yang dimusnaskan. Sisanya dijadikan barang bukti dipersidangan. Pemusnahan dilakukan dengan cara melarutkan barang bukti ke dalam air lalu dibuang di toilet.
Kepala BNNP Kaltara Brigjen Pol Samudi dalam konferensi persnya disela acara membeberkan kasus ini diungkap pada 27 November lalu.
Berawal dari informasi yang diterima Tim Berantas BNNP Kaltara bahwa akan ada seseorang yang akan membawa narkoba dari Tarakan menuju Sulawesi dengan kapal Pelni.
Tim Berantas BNNP Kaltara menindaklanjuti informasi itu dengan menggandeng Bea Cukai Tarakan untuk melakukan penyelidikkan. Hasilnya dicurigai sebuah rumah di RT 22 Kelurahan Karang Anyar Pantai yang diduga tempat menyimpan sabu.
“Pada pukul 18.00 WITA, tim bersama dari Bea Cukai ini kemudian melakukan penggeledahan sebuah rumah yang diduga rumah ini adalah tempat untuk melakukan penyimpanan barang bukti narkoba tersebut,” beber Samudi kepada awak media.
Saat mendatangi rumah tersebut petugas menemukan dua pelaku inisial RH dan HD. Akan tetapi HD sempat berusaha melarikan diri. Setelah keduanya diamankan, petugas melakukan penggeledahan di rumah itu disaksikan ketua RT setempat.
“Pada saat melakukan penggeledahan, tim ini mendapatkan ada kotak styrofoam yang dibungkus menggunakan karung. Setelah styrofoam ini dibuka ternyata di atasnya itu ikan beku Tuna. Setelah dibuka ada 3 bungkus dengan plastik bening. Setelah dilakukan pemeriksaan secara detail ternyata isinya adalah narkoba jenis sabu dan extacy,” tuturnya.
Petugas kemudian menginterogasi pelaku dan memperoleh informasi bahwa HD mendapat perintah dari inisial PP. Tim kemudian bergerak ke rumah yang disebutkan pelaku pada malam hari untuk mencari keberadaan PP.
Betul saja, PP yang bersembunyi di Jalan Rajawali RT 01 Kelurahan Karang Harapan, berhasil diamankan petugas. Peran PP juga diakui kedua pelaku sebelumnya.
“PP kita lakukan interogasi, keterangan yang didapatkan pelaku atas nama PP ini bahwa yang memerintahkan seseorang yang ada di Lapas Gowa. Ini masih kita lakukan pengembangan,” ungkapnya.
Terhadap perbuatannya, ketiga pelaku dijerat pasal 114 ayat (2), pasal 132 ayat (2), subsider pasal 112 jo pasal 132 ayat (1) dengan ancaman pidana mati, pidana seumur hidup atau pidana maksimal 20 tahun dan denda Rp 1 miliar. (jkr)
Discussion about this post