TARAKAN – Wali Kota Tarakan, dr. H. Khairul M.Kes juga mengapresiasi perkembangan penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) yang cukup pesat di Kalimantan Utara (Kaltara).
Berdasarkan data yang diperoleh, jumlah pengguna QRIS di Kaltara kini mencapai 37 ribu pengguna. Angka itu dinilai Wali Kota meningkat pesat sejak dilaunching pada 2019 lalu saat pembukaan kawasan wisata kuliner Bangayo.
“Luar biasa perkembangannya. Tadi dilaporkan sekitar 34 ribu, itu luar biasa perkembangannya dalam kurun waktu kita mulai memperkenalkan QRIS kalau tidak salah 2019.
Padahal, lanjut Wali Kota, penerapan QRIS juga tidak mulus. Karena di awal penggunaannya terkendala jaringan. Sehingga sempat memunculkan tingkat ketidakberhasilan secara sempurna.
Dengan kondisi itu, Wali Kota mengajak semua pihak terkait untuk mendukung penggunaan QRIS. Misalnya, tanpa didukung jaringan yang kuat, QRIS juga susah diterapkan.
Sejak dilaunching, Pemkot Tarakan juga mendorong pengembangan Usaha MIkro Kecil Menengah (UMKM) melalui QRIS. Sebanyak 32 UMKM telah menerapkannya meski dengan kelebihan dan kelemahannya.
Wali Kota berharap budaya casless ini bisa dilakukan. Karena penerapannya memberi banyak manfaat. Di antaranya mengurangi risiko kehilangan Rupiah karena tidak bertransaksi tidak perlu bawa uang cash, menekan peredaran uang palsu, Pemerintah juga bisa menghemat dalam mencetak uang kertas dan lain-lain.
Wali Kota menilai, penggunaan cashless sudah diterapkan di negara lain. Sebagai contoh, hasil pantauannya, warga China telah menggunakan pembayarakan dengan cashless di semua bidang. (jkr)
Discussion about this post