Oleh:
Tri Junarto,S.Pd,M.Pd (Kepala SMP Negeri 1 Tarakan)
PEMBELAJARAN daring diterapkan di masa pandemi kini sangat berpengaruh terhadap karakter siswa. Apalagi apabila masih dilakukan pada semester dua. Mari kita benahi pendidikan kita melalui guru-guru kita ini. Melalui kerja keras kita terutama guru-guru, saya yakin Indonesia akan bangkit kembali, bahkan lebih hebat dari kemampuan kita sebelum masa pandemi Covid-19.
Selama masih banyak guru yang hidup, saya yakin masih ada kesempatan bagi bangsa kita untuk bangkit dari masa pandemi ini dengan menerapkan protokol kesehatan.
Untuk membangun kembali bangsa, perlu didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Bahwa keunggulan suatu bangsa adalah ditandai dengan melimpahnya kekayaan alam, melainkan pada keunggulan SDM-nya yang berkualitas akan menciptakan kreativitas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Mutu SDM berkolerasi positif dengan mutu pendidikan. Mutu pendidikan sering diindentifikasikan dengan sebuah kondisi ideal terpenuhi segala komponen pendidikan. Komponen–komponen tersebut adalah input, proses, output, tenaga pendidik dan kependidikan, sarana dan prasarana, serta biaya. Namun, dari beberapa komponen ini yang lebih banyak berperan adalah tenaga pendidik yang bermutu, sebagaimana yang dicontohkan SDM yang berkualitas.
Tantangan di dunia pendidikan pada masa mendatang akan semakin kompleks sehingga menuntut tenaga kependidikan untuk senantiasa melakukan berbagai peningkatan dan penyesuaian pengusaan kompetensinya. Pendidikan yang bermutu sangat membutuhkan tenaga pendidikan yang profesional. Guru sebagai ujung tombak pendidikan adalah seorang pemimpin. Guru menggerakkan siswanya untuk mau belajar, mempengaruhi mereka, dan membimbingnya dengan penuh kasih sayang.
Dari kepemimpinan oleh guru inilah terjadi proses pembelajaran dan menghasilkan output berupa siswa berprestasi, berakhlakulkarimah, berdisiplin dan berkarekter. Guru profesional merupakan komponen terpenting dalam meningkatkan kualitas pendidikan, pendidikan tidak diakibatkan oleh kurikulum, tetapi kurangnya kemampuan profesionalisme guru dan keengganan siswa dalam belajar.
Profesionalisme guru dipengaruhi dua faktor besar yaitu internal dan eksternal. Faktor internal meliputi bakat, minat dan komitmen. Sedang factor eksternal meliputi lingkungansekitar seperti sarana prasarana dan pelatihan yang dilakukan guru. Dari kedua faktor tersebut terdapat faktor yang dominan dalam mempengaruhi profesionalisme guru.
Yaitu, komitmen yang menjadi factor internal. Seorang guru yang mempunyai kemampuan rendah, akan tertolong jika ia memiliki komitmen dan kemauan yang tinggi. Sebaliknya, seorang guru yang memiliki kepandaian dan kompetansi yang baik, jika ia tidak mau terus belajar dan memiliki komitmen rendah untuk menjadi guru, akan tertinggal seiring kemajuan teknologi.
Menghadapi guru yang memiliki komitmen rendah merupakan tantangan kepala sekolah. Ia dituntut untuk memiliki kemampuan yang baik, dalam mengatur semua sumber organisasi dan bekerjasama dengan guru-guru dalam mendidik siswa. Kemajuan sekolah, tidak bisa diklaim sebagai kehebatan kepala sekolah karena ada team work bekerja secara solid di dalamnya, meliputi guru, staff, siswa dan komite sekolah dan orang tua siswa.
Komitmen dan kepedulian guru dalam menyampaikan materi, kepedulian orang tua terhadap perkembangan pendidikan anaknya di sekolah, kepedulian komite sekolah, terhadap kualitas pendidikan di sekolah, semuannya memiliki andil dalam mengembangkan sekolah dan culture sekolah yang bermutu dan berkarekter.
Terdapat asumsi umum dalam dunia pendidikan, bahwa sekolah yang baik akan memiliki kepala sekolah yang baik. Maksudnya, adalah ability kepala sekolah memberdayakan segala potensi yang ada di sekolah menjadi jaminan keberhasilan sebuahs ekolah.
Untuk mengetahui sejauh mana guru mampu melasaikan pembelajaran, secara berkala kepala sekolah perlu melakukan kegiatan supervisi yang dapat dilakukan melalui kegiatan kunjungan kelas untuk mengamati proses pembelajaran secara langsung. Terutama dalam pemilihan dan penggunaan metode, media yang digunakan dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.
Dari hasil supervisi ini dapat diketahui kelemahan sekaligus keunggulan guru dalam melaksanakan pembelajaran, selanjutnya diupayakan solusi, pembinaan dan tindak lanjut tertentu sehingga guru dapat memperbaiki kekurangan yang ada sekaligus mempertahankan keunggulannya dalam melaksanakan pembelajaran.
Keahlian dalam menerapkan supervisi antara lain dengan mengetahui terlebih dahulu karekter atau sifat dari guru yang akan di supervisi. Secara garis besar sifat atau karekter guru tersebut terbagi dalam empat kelompok besar berdasarkan tingkatabtraksi dan tingkat komitmennya.
Abtraksi adalah kemampuan seseorang menjelaskan sesuatu. Semakin tinggi tingkat abstraksinya maka akan semakin detail penjelasan yang ia berikan, dan sebaiknya. Sedangkan tingkat komitmen adalah tingkat kemauan dan kepatuhan atau tanggungjawab dalam melaksanakan tugas dalam menjalankan tugas guru.
Supervisi dapat dilakukan menyesuaikan situasi dan kondisinya di sekolahnya. Dengan mampu memilih pendekatan supervisi yang sesuai, diharapkan tujuan utama proses pembelajarnitudapat tercapai, yaitu demi kemajuan dan keberhasilan siswa. Hal ini disebabkan pada hakikatnya supervisi yang dilakukan untuk membantu guru, pada akhirnya bermuara pada peserta didik itu sendiri.
Dari hasil supervisi tersebut kepala sekolah dapat memberikan pengaruh yang baik untuk mengikuti atau melakukan pekerjaan yang benar. Dinamika kepemimpinan dalam sebuah sekolah dipengaruhi oleh hubungan setiap warga sekolah dengan pemimpin sekolah dalam hal ini adalah kepala sekolah.
Kepala sekolah memiliki dua jabatan sekaligus, yaitu sebagai pemimpin sekaligus sebagai manajer. Setiap pemimpin mempunyai pola dan tipe yang berbeda dalam memimpin dan mendorong bawahanya agar mereka mau bekerjasama sesuai dengan tujuan yang diinginkannya.
Terdapat tiga unsur penting dalam kepemimpinan sekolah yaitu, (1) Bagaimana kepala sekolah dapat menjadi pemimpin, (2) Bagaimana kepala sekolah berperilaku, dan (3) Bagaimana kepala sekolah menjadi pemimpin yang berhasil dan sukses. Unsur-unsur kepemimpinan tersebut selaras dengan filosofi kependidikan Ki Hajar Dewantara yaitu ingngarso sung tuladha, ingmadya mangunkarsa, tut wurihandayani.
“Ingngarso Sung Tuladha” tersebut selaras dengan bagaimana kepala sekolah dapat menjadi pemimpin dan bagaimana ia mampu memberikan teladan kepada segenap anggota sekolah. Seorang pemimpin merupakan orang yang akan dilihat oleh seluruh orang yang dipimpinnya. Sebagai pemimpin yang bisa memberikan teladan, kepala sekolah bias membimbing, memberikan motivasi, memiliki kepribadian, nilai, kemampuan, kesanggupan, dan ketrampilan.
Ketika ia menjadi pemimpin, tidak serta merta hanya memerintah. Ia mampu memberikan teladan dan tanggungjawab untuk membawa visi bersama yang telah direncanakan. Seorang pemimpin atau kepala sekolah ketika berada di tengah-tengah yang dipimpin harus bisa mengayomi, semua warga sekolah, guru, karyawan dan peserta didik. Kemampuan diperlukan untuk menjalin kerjasama, dan memotivasi setiap warga sekolah agar mampu mencapai visi dan misi. Kritik dan saran dari setiap anggota warga sekolah maupun stakeholder sekolah menjadi semangat penggugah dalam meraih tujuan bersama.
“Tut wurihandayani” berarti dari belakang memberikan dorongan. Pengertian di belakang, seorang kepala sekolah harus mampu melakukan kaderisasi kepemimpinan. Pada era digital ini, tranformasi pengetahuan begitu pesat, segala informasi begitu mudah untuk diakses, seorang kepala sekolah harus menyadari bahwa mereka memiliki guru berprestasi yang kelak akan menjadi pemimpin masa depan.
Pemimpin yang mampu menciptakan proses regenerasi yang baik akan semakin dicintai oleh para pengikutnya, dan tentu saja akan mewariskan pemimpin unggul yang diharapkan mampu memimpin sekolah bertahan hidup, bahkan tumbuh secara berkualitas. Sesuai dengan kata pepatah yang menyebutkan bahwa pemimpin yang baik adalah ia yang mampu menyiapkan pemimpin selanjutnya lebaik dari dirinya. Ketika mendambakan pemimpin yang ideal yang mau mendengarkan dengan baik, melakukan observasi dengan baik dan dapat melayani dengan baik pula. (*)
Discussion about this post