TARAKAN – Menutup akhir tahun 2020, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Tarakan menyelenggarakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) secara virtual pada Minggu (27/12/2020).
Rapat dihadiri Ketua KONI Tarakan Rukisah Saleh dan Sekretaris Salahuddin serta sejumlah unsur pimpinan KONI Tarakan lainnya. Sementara dari anggota KONI Tarakan diikuti cabang olahraga di bawah naungannya.
Usai rapat, Ketua KONI Tarakan Rukisah Saleh menjelaskan bahwa acara tersebut merupakan program yang wajib dilaksanakan pihaknya, sesuai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) KONI.
“RAT ini seperti di Anggaran Dasar itu jelas bahwa kewajiban KONI itu harus melakukan Rapat Anggota Tahunan dengan anggota itu minimal sekali setahun,” tuturnya kepada awak media.
Sebenarnya, lanjut Rukisah Saleh, jika mengikuti skenario awal, RAT diagendakan pada Maret 2020. Namun karena bertepatan dengan mulai mewabahnya Corona Virus Disease (Covid-19), sehingga ditunda.
Namun demikian, Rukisah Saleh menegaskan, karena program ini menjadi wajib untuk dilaksanakan, bagaimapun kondisinya tetap dilakukan. Sehingga dilaksanakanlah RAT meskipun diakui Rukisah Saleh, sempat menjadi perdebatan sebelum digelar.
Lebih lanjut dijelaskan Rukisah Saleh, dalam RAT dibahas adalah program-program yang sudah terealisasi sepanjang tahun 2019 dan anggaran yang dikucurkan Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan serta didistribusikan ke mana saja anggaran tersebut.
“Itu kami sudah sampaikan. Itu termuat di 2019. Termasuk barangkali ya, kami berharap ada semacam ide-ide atau saran-saran dari kawan-kawan untuk bagaimana perbaikan KONI ke depan,” bebernya.
Menurut Rukisah Saleh, sebenarnya animo cabang olahraga untuk melaksanakan kegiatan, ada. Yang menjadi permasalahan terkait keterbatasan baik kondisi, anggaran, waktu maupun tempat.
Namun demikian, masih ada cabang olahraga yang melaksanakan kegiatan. Ia mencontohkan seperti taekwondo dan kempo yang menggelar kejuaraan secara virtual meskipun kegiatannya dilaksanakan oleh pengurus provinsi masing-masing cabang olahraga tersebut.
Cara itu, menurut Rukisah Saleh, bisa digagas karena tidak perlu ada kontak. Pasalnya untuk melaksanakan pertandingan yang mengikutkan banyak orang, tidak mungkin bisa dilakukan karena tidak akan mendapatkan izin dari Ketua Satgas Covid-19 Tarakan.
Disinggung soal anggaran, Rukisah Saleh tidak memungkiri anggaran yang diberikan Pemkot Tarakan pada tahun ini kecil, Rp 500 juta. Namun pihaknya bisa memaklumi kondisi keuangan Pemkot Tarakan.
“Kami paham betul, saya kira teman-teman wartawan juga paham apa sih kondisi yang terjadi di kota Tarakan dengan defisit anggaran seperti itu. Saya kira olahraga juga penting tapi kita perlu memahami. Yang penting intinya bagaimana program-program kami itu bisa jalan, ya mungkin tidak maksimal, tapi ya saya kira kita juga tidak bisa paksakan pemerintah,” tuturnya. (jkr-1)
Discussion about this post