TARAKAN – Terus bertambahnya kasus konfirmasi Corona Virus Disease (Covid-19) di Tarakan, membuat rumah sakit mulai kewalahan menanganinya, terutama pasien dengan status Orang Tanpa Gejala (OTG).
Adalah Rumah Sakit Umum Kota Tarakan (RSUKT) yang mulai merasakan hal itu karena kekurangna tenaga medis. Rumah sakit milik Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan inipun mengambil kebijakan untuk membatasi pelayanan poli Covid-19.
“Jadi rumah sakit hanya mengelola yang bergejala dan juga pasien yang di rawat inap di rumah sakit, dan juga yang rujukan dari puskesmas yang ada bergejala,” ujar Direktur RSUKT dr. Joko Haryanto kepada jendelakaltara.co, Senin (21/12) malam.
Adapun pasien dengan status OTG yang biasanya ditangani di Poli Covid-19, pihaknya mengalihkan penanganannya di Dinas Kesehatan Tarakan melalui Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).
Jika pihaknya mengelola semua pasien baik OTG maupun yang bergejala, akhirnya pasien rawat inap yang harusnya di follow up jadi lambat penanganannya karena harus menangani OTG juga.
Di sisi lain, Joko Haryanto mengakui, pihaknya kekurangan tenaga medis karena bantuan dari Rumah Sakit Bhayangkara telah habis masa tugasnya dan ditarik kembali ke tempat bertugasnya semula.
“Jadi nanti bebannya tidak menumpuk di RSKT semua seperti sekarang ini. Karena kan pasien sampai 100 lebih itu. Jadi kewalahan. Kan makin banyak pasien OTG yang follow up itu, positif tapi enggak ada gejala,” tuturnya. (jkr-1)
Discussion about this post