MENTARANG – Deddy Sitorus tidak ada matinya untuk memperjuangkan daerah perbatasan Kalimantan Utara (Kaltara).
Anggota Komisi VI DPR RI itu secara khusus berbicara kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) disela-sela groundbreaking pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Mentarang (1/3/2023) di Desa Paking, Kabupaten Malinau.
“Yang saya sampaikan adalah kondisi aktual daerah perbatasan kita yang sangat memprihatinkan menyangkut kondisi jalan Apau Kayan, Lumbis dan tentu saja Krayan. Serta progres pembangunan PLBN di Long Nawang – Long Midang,” cerita Deddy sedikit terharu.
Pertemuan Deddy Sitorus dengan Jokowi itu hanya berlangsung 3 menit. Dua politisi PDI Perjuangan itu, bicara di pinggir sungai yang bakal menjadi lokasi PLTA Kayan Mentarang.
Laporan Deddy langsung direspon Jokowi. Ia berjanji sepulang dari kunjungan kerja di Kaltara bakal memanggil Menteri Pekerjaan Umum, untuk membahas progres pembangunan infrastruktur jalan perbatasan.
“Nanti saya periksa informasi yang Pak Deddy sampaikan,” kata Deddy menirukan jawaban Jokowi.
Deddy mengaku kesempatan langka berbicara dengan Presiden itu tak lepas dari bantuan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung. Mereka berdualah yang mengatur jadwal pertemuan itu disela-sela agenda kerja Presiden yang padat.
Ruas jalan mana saja yang harus dikebut untuk menunjang pembangunan PLBN? Ini datanya. Malinau-Long Semamu 78 Km, Long Semamu-Long Bawan 87,56 Km. Dua ruas jalan ini untuk menuju PLBN Long Midang.
Nah, begitu juga akses jalan menuju PLBN Labang. Perlu segera dikebut. Terutama jalur Mansalong-Tao Lumbis 151,70 Km.
Sedangkan PLBN Long Nawang pemerintah harus segera membangun jalan sepanjang 16,73 Km. Jalan itu menghubungkan Long Nawang menuju Tapak Mega.
“Tidak akan ada artinya PLBN megah yang telah dibangun pemerintah, kalau jalannya belum tembus,” tegas Deddy.
Anak buah Megawati Soekarnoputri itu berharap, sebelum pemerintahan Jokowi berakhir, jalan perbatasan menuju PLBN bisa segera selesai.
“Biar rakyat mengenang, Presiden Jokowi meninggalkan legasi di perbatasan, yang katanya beranda depan NKRI,” tutup Deddy. (pai)
Discussion about this post