TARAKAN – Jemaah haji Tarakan tiba di tanah air dengan selamat. Dari 68 orang, 7 di antaranya memilih melanjutkan perjalanan ke sejumlah daerah untuk bersilaturahmi dengan keluarga mereka
Tiba di Bandara Juwata sekira pukul 11.30 WITA, jemaah haji Tarakan langsung menaiki bus yang disiapkan Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan menuju Masjid Baitui Izzah, Islamic Center.
Namun, tidak semua jemaah haji pulang ke Tarakan. Dari 68 orang, 7 di antaranya melanjutkan perjalanan ke sejumlah daerah untuk bertemu orangtua maupun keluarga mereka.
“Alhamdulillah, jemaah haji Tarakan sejumlah 68 orang datang ke tanah air dalam keadaan sehat semua. Ada 7 orang yang anaknya tinggal di Balikpapan dan Samarinda, yang satunya ada di Surabaya, jadi mereka tidak ikut ke Tarakan. Berarti yang datang ke Tarakan berjumlah 61 orang,” ujar Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kantor Kementerian Agama Tarakan H. Muhammad Aslam.
“Dia mau ke rumah orangtuanya dulu. Jadi sampai di Balikpapan, enggak ke Tarakan lagi, langsung ke Surabaya dan Samarinda,” lanjutnya menyebut alasan mereka tidak langsung ke Tarakan.
Sementara itu, Aslam juga membeberkan jemaah haji Tarakan telah melalui proses pemeriksaan kesehatan, termasuk tes swab antigen. Hasilnya, semua dinyatakan negatif Covid-19.
“Seluruhnya Kaltara itu sudah di swab antigen, Alhamdulillah negatif,” ungkapnya.
Meski demikian, kesehatan jemaah haji akan terus dipantau Dinas Kesehatan dalam 21 hari ke depan. Jika merasakan demam tinggi dan gejala lainnya, diminta untuk melapor ke puskesmas terdekat atau rumah sakit.
“Biar dipantau kesehatannya selama 21 hari ini dan juga sudah diinformasikan kepada seluruh jamaah haji kita,” tuturnya.
Sementara itu, seorang jemaah haji yang juga Sekretaris Daerah Tarakan Hamid Amren bersyukur karena semua jemaah haji bisa melaksanakan ibadah dan kembali ke tanah air.
“Alhamdulillah, sebuah perjalanan rohani yang panjang, ibadah fisik sebenarnya. Semua jemaah Tarakan kembali dalam keadaan utuh, jumlahnya sama, pulangnya sama,” ujarnya.
“Karena memang yang paling berat itu ketika Arafah, Muzdalifah dan Minah, itu yang disebut Armuznah, itu yang membutuhkan fisik. Tetapi semua jemaah Tarakan bisa melaluinya dengan baik,” ungkapnya.
Secara pribadi, Hamid Amren merasakan pengalaman rohani yang berkesan. Ia berharap semua jemaah menjadi haji mabrur. (jkr)
Discussion about this post