TARAKAN – Unit Pelaksana Teknis (UPT) Lembaga Latihan Kerja (LLK) Dinas Perindustrian dan Ketenagakerjaan Tarakan kembali membuka program pelatihan kerja dan sertifikasi kompetensi di tahun 2022.
Sebanyak 28 paket disiapkan untuk masyarakat yang ingin memiliki keterampilan kerja. Seperti menjahit, membuat roti dan kue, service motor dan lain-lain.
Pendataran tahap pertama sudah dibuka sejak 10 Januari lalu. Beberapa bidang kejuruan bahkan sudah ditutup karena telah memenuhi kuota.
“Ada juga yang sudah selesai dan ini sudah dilaksanakan seleksi baik itu tertulis maupun wawancara dan sudah ada daftar peserta atau nominasi dari lima kejuruan,” ujar Kepala LLK Tarakan Andi Arfan, Sabtu (29/1/2022).
Untuk bidang kejuruan yang sudah menutup pendaftaran, tahapan akan dilanjutkan pada 31 Januari hingga 4 Februari untuk seleksi wawancara, guna menentukan calon peserta yang akan mengikuti pelatihan.
Animo masyarakat untuk mengikuti kegiatan ini cukup besar. Terbukti dari data yang dibeberkan Andi Arfan, jumlah pendaftar saat ini mencapai 250 orang.
“Sekarang lebih dari 250 pendaftar, tapi itukan terdiri dari beberapa kejuruan pelatihan. Kalau semisal roti dan kue itu ada 43 pendaftar, kalau jahit ada 30an,” bebernya.
Bidang kejuruan yang sudah memenuhi kuota langsung dilakukan pelatihan. Seperti komputer, menjahit, service sepeda motor serta membuat roti dan kue. Dan akan diikuti dengan bidang kejuruan lainnya seperti desainer grafis muda dan lain-lain.
Untuk tahap pertama ini, pihaknya akan melaksanakan sebanyak 13 pelatihan kejuruan yang diperkirakan selesai sebelum lebaran.
Anggaran kegiatan ini, menurut Andi Arfan, bersumber dari Balai Latihan Kerja (BLK) Samarinda, namun ia enggan menyebutkan angkanya.
“Yang gelontorkan dari BLK Samarinda ke kami sesuai dengan pelaksanaan operasional kegiatan kami sekitar 28 paket,” tuturnya.
Adapun jumlah paketnya bertambah dari tahun lalu hanya 24 paket. Meski demikian, diakui Andi Arfan, anggaran yang digelontorkan berkurang. Seperti untuk anggaran modul, baju, hingga konsumsi peserta. Namun bagi pihaknya, kebijakan itu tidak memengaruhi kegiatan.
“Kalau kami tidak berpengaruh, yang penting tujuan kami bagaimana peserta ini bisa berlatih dan setelah mereka berlatih kami ditargetkan tahun ini untuk yang siap kerja, artinya dari alumni kami itu yang siap kerja dan berwirausaha sebesar 65 persen, dengan target yang lulus uji kompetensi 68 persen,” ungkapnya.
Berdasarkan hasil survei yang pekerjaan yang diterima pihaknya, alumni LLK Tarakan tahun lalu yang sudah mendapat pekerjaan sebesar 40 persen yang tersebar di berbagai perusahaan di Kaltara. Selain itu, ada juga yang berwirausaha seperti mereka yang lulus di bidang pembuatan roti dan kue serta menjahit.
Tahun lalu jumlah pelatihan diikuti 400 peserta. Dari jumlah itu, yang lulus uji kompetensi sebanyak 376 peserta, selebihnya dinilai tidak kompeten. (jkr)
Discussion about this post