TARAKAN – Sukses meraih juara umum ketiga di Kejuaraan Nasional (Kejurnas) 2025 di Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim) beberapa hari lalu, membuat atlet Kalimantan Utara (Kaltara) turut diproyeksikan menuju Kejuaraan Kurash ASEAN (KUSEA Kurash Championship dan KUSEA Beach Kurash Championship di Lombok, NTB, 28 Agustus – 1 September 2025.
Pengurus Provinsi (Pemprov) Federasi Kurash Indonesia (Ferkushi) Kalimantan Utara (Kaltara) telah menerima surat pemberitahuan dari PB Ferkushi untuk persiapan pembentukan Tim Nasional (Timnas) proyeksi dua kejuaraan tersebut.
Ketua Pengprov Ferkushi Kaltara, Wiyono Adie mengungkapkan bahwa Kaltara berhasil meloloskan 7 atletnya masuk pelatnas. Pihaknya kini menunggu undangan resmi dan jadwal pelatnas dari PB Ferkushi.
“Hasil kejurnas kita bisa meloloskan 7 atlet untuk kejuaraan KUSEA Kurash Championship dan KUSEA Beach Kurash Championship di Lombokm 28 Agustus – 1 September,” ujar Wiyono Adie.
“Dalam waktu dekat akan ada undangan. Kita hanya menyiapkan administrasi dulu, persiapan atletnya,” sambung Wiyono Adie, Jumat (27/6/2025).
Berdasarkan surat dari PB Ferkushi, provinsi yang meloloskan atletnya diminta untuk mempersiapkan administrasi serta persiapkan atletnya.
Wiyono Adie menambahkan bahwa hasil ini merupakan bukti dari sistem pembinaan yang terarah yang dilakukan Pengprov Ferkushi Kaltara.
Di mana untuk menghasilkan sebuah produk harus melalui proses dan hal itu dilaksanakan Pengprov Ferkushi Kaltara.
“Prosesnya meliputi pengorganisasian, pembinaan dan kualitas sumber daya manusianya,” tutur Wiyono Adie.
Ia mencontohkan, dalam memberangkatkan atlet menuju kejurnas, pihaknya menjaring atlet secara selektif melalui Kejuaraan Provinsi (Kejurprov). Di mana juara di masing-masing kelas berhak mewakili Kaltara di kejurnas.
Sementara itu, hasil ini juga menunjukkan berjalannya sistem pembinaan yang dilakukan Ferkusi di kabupaten dan kota yang memiliki atlet.
Ferkusi Kaltara hanya sebagai koordinator untuk menjaring output dari pembinaan di daerah melalui kejurprov atau pun selekprov.
“Itu atlet-atlet yang dibina kabupaten kota. Karena provinsi tidak punya atlet. Apa kewajiban provinsi? Sebagai koordinator. Oleh karena itu untuk melihat produk output harus diadakan sebuah kegiatan yang namanya selekprov atau kejurprov,” tutur Wiyono.
Dalam hal peningkatan kualitas sumber daya manusia untuk mendukung pembinaan di daerah, Kaltara telah memiliki wasit dan pelatih yang berlisensi nasional.
Yang tidak kalah pentingnya adalah dukungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara melalui KONI Kaltara, baik moril terlebih anggaran. Tanpa dukungan KONI Kaltara, sulit bagi pihaknya untuk mengembangkan pembinaan atlet.
Karena itu Wiyono Adie mengapresiasi dukungan yang diberikan KONI Kaltara terhadap Ferkushi Kaltara sehingga bisa meraih prestasi saat ini. (jkr)
Discussion about this post