TARAKAN – Pemerhati olahraga, Steve Singgih Wibowo mengharapkan adanya komitmen dari calon kepala daerah untuk memajukan pembinaan olaraga di Bumi Benuanta.
Hal itu diungkapkannya seiring semakin dekatnya Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024.
Ia menilai olahraga juga perlu mendapatkan perhatian calon kepala daerah karena cukup banyak pelaku olahraga di Kaltara. Mulai atlet, pelatih hingga pengurus cabang olahraga.
“Kami minta komitmen masing-masing kepala daerah, nggak tau itu pak Zainal atau pak Yansen atau pun Sulton yang menang,” pinta Steve Singgih Wibowo kepada awak media belum lama ini.
Pria yang juga menjabat Ketua Persatuan Panahan Indonesia (Perpani) Kalimantan Utara (Kaltara) ini mencontohkan seperti komitmen untuk mengalokasikan anggaran minimal 1 persen dari APBD setiap tahun untuk pembinaan olahraga.
“Komitmennya begini, bisa nggak mereka berani seperti di Kalimantan Selatan kalau tidak salah menganggarkan 1 persen dari APBD diberikan untuk KONI. Itu kan kecil kalau pembinaan olahraga,” ungkap Steve Singgih -sapaan akrabnya.
Menurutnya, komitmen calon kepala daerah sangat dibutuhkan agar bidang olahraga juga mendapat perhatian seperti bidang lainnya.
Karena yang terjadi selama ini, kepala daerah hanya akan memperhatikan lebih apabila menghadapi event olahraga besar seperti Pekan Olahraga Nasional (PON) dengan tuntutan prestasi. Sementara kurang pembinaan secara kontinue.
“Taunya mereka ini kepala daerah kalau mau tanding PON saja urutan berapa. Tetapi tidak ada pembinaan yang terintegrasi dari daerah. Saya jawaban dari masing-masing calon berani enggak memberikan anggaran masing-masing 1 persen dari APBD,” tegas Steve.
Selain komitmen terhadap anggaran, Steve juga mengharapkan komitmen calon kepala daerah untuk memperhatikan kesejahteraan pelaku olahraga.
Dicontohkan pria yang juga menjabat Ketua Perserosi Kaltara ini yaitu dengan mengangkat atlet berprestasi menjadi PNS maupun PPPK.
“Berani enggak berkomitmen kalau yang sudah lolos dapat medali di tingkat nasional diangkat jadi PNS? Karena daerah lain itu yang berprestasi masuk PNS. Ada di kementerian,” tutur Steve.
“Kalau level porprov (provinsi) paling tidak PPPK masing-masing kabupaten kota,” pinta Steve lagi.
Menurutnya, kebijakan ini sudah dilakukan di kepolisian yang merekrut atlet berprestasi menjadi anggota polisi.
Dengan komitmen memperhatikan kesejahteraan pelaku olahraga, Steve menilai akan merangsang atlet untuk giat berlatih. (jkr)
Discussion about this post