TARAKAN – Di momentum Hari Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) ke-79, Anggota Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu), Lolly Suhenty berkunjung ke Kalimantan Utara (Kaltara).
Lolly tiba di Bandara Juwata Tarakan, Jumat (16/8/2024) untuk menuju Sebatik, Nunukan, guna menghadiri apel kesiapsiagaan menghadapi Pilkada 2024, Sabtu (17/8/2024).
Lolly menjelaskan, kehadirannya untuk mengecek kesiapsiagaan jajaran pengawas pemilu hingga tingkat terbawah dalam rangka mengawasi jalannya tahapan Pemilihan Kepala Daerah (PIlkada) 2024.
“Tujuan pertama tentu kami berkewajiban untuk melakukan pengecekkan terhadap kesiapsiagaan seluruh jajaran pengawas pemilu yang ada di Kaltara. Mulai dari tingkat provinsi, kabupaten kota sampai kecamatannya,” ujar Lolly Suhenty.
“Ini diperlukan untuk memastikan pengawasan seluruh tahapan pilkada tidak mengalami kendala dan tidak ada kegagapan saat situasi di luar kendali terjadi,” lanjut Lolly.
Selain itu, pihaknya juga menjadikan momentum Hari Kemerdekaan RI ini sebagai spirit bagi warga perbatasan dalam mengakses informasi seputar pemilu dan memastikan mereka tetap bisa memilih di Pilkada nanti.
“Kedua adalah untuk sama-sama membangun spirit bahwa nanti saya akan lanjut ke Sebatik, spiritnya adalah daerah perbatasan punya hak yang sama terhadap seluruh akses informasi. Sehingga memastikan data pemilih untuk teman-teman di ujung Indonesia ini tidak bisa terbengkalai. Sehingga 17 Agustus menjadi momentum yang tepat untuk melakukan pengecekan langsung untuk memastikan hak pilih warga negara kita tidak ada yang dihilangkan,” tegas Lolly.
Menurut Lolly, dua tujuan ini penting untuk menunjukkan bahwa tidak boleh ada warga Indonesia yang kehilangan hak pilihnya meskipun jauh dari pusat kota.
Sementara itu, terkait pengawasan di daerah pedalaman yang masih diselimuti hutan, Lolly menilai jajarannya telah menyiapkan metode disesuaikan dengan kondisi geografis setiap daerah.
“Seluruh geografis yang berbeda ini tentu menjadi perhatian penuh Bawaslu untuk memastikan jajaran di lapangan punya metode yang tepat ketika melakukan pengawasan. Otomatis dia akan berbeda dengan strateginya, siapa yang jadi sasarannya,” tutur Lolly.
Ia mencontohkan, metode dengan pengawasan langsung wajib dilakukan pengawas di seluruh tingkatan. Baik melalui digital pada daerah yang terjangkau dengan sinyal telekomunikasi.
Sedangkan bagi daerah yang tidak bisa dijangkau dengan sinyal, maka pengawas pemilu yang harus menjangkaunya dengan datang langsung di daerah tersebut.
Dengan kata lain, Lolly menegaskan bahwa pengawas pemilu harus aktif dengan menjangkau daerah tersebut. Termasuk memberikan informasi agar masyarakat setempat mendapaftkan informasi yang cukup dan memilih dengan kritis serta melalui proses pemilihan yang benar. (jkr)
Discussion about this post