TARAKAN – Simulasi operasi pencarian dan pertolongan kecelakaan pesawat yang digelar Badan SAR Nasional (Bawarnas) sukses digelar di Kalimantan Utara (Kaltara), Selasa (20/2/2024).
Simulasi yang dilaksanakan di perairan Tarakan itu melibatkan puluhan petugas unsur SAR baik dari Banarnas sendiri maupun dari TNI, Polri, PMI dan pihak terkait lainnya.
Selain itu, juga melibatkan sejumlah alat utama. Di antaranya kapal pencarian dan pertolongan KN SAR Seta dan Kapal Patroli Bunyu serta eberapa Sea Rider milik Kantor SAR Tarakan maupun dari Lantamal XIII dan Polairud Polda Kaltara.
Dalam simulasi tersebut diskenariokan Kantor SAR Tarakan menerima informasi dari ATC Bandara Juwata Tarakan bahwa sebuah pesawat sipil Bintang Air berpenumpang 10 orang, hilang kontak di sekitar perairan Tarakan.
Setelah melalui koodinasi dengan stakeholder terkait, dibentuk tim SAR gabungan dibawa komando Basarnas untuk melakukan pencarian dan pertolongan.
Tim akhirnya menemukan pesawat tersebut dan langsung melakukan evakuasi terhadap korban. Basarnas mengirim KN SAR Seta untuk membantu evakuasi sekaligus melakukan pemadaman terhadap pesawat yang terbakar karena memiliki water canon.
Direktur Kesiapsiagaan Basarnas, Noer Isrodin yang turut meyaksikan latihan tersebut menilai kegiatan tersebut untuk melatih kesiapsiagaan petugas dalam menanggulangi kebencanaan.
“Siklus secara umum pencarian dan pertolongan itu kalau tidak ada kejadian yang dilakukan adalah siaga 24 jam. Yang kedua adalah mempersiapkan kesiapsiagaan seluruh unsur baik alat maupun SDM yang harus bisa mengantisipasi kapan pun di mana pun kejadian itu,” ujar Noer Isrodin kepada awak media.
Menurutnya, dalam simulasi ini pihaknya memfokuskan pada penerapan sistem SAR. Mulai dari mendapatkan informasi yang kemudian disampaikan kepada seluruh potensi SAR untuk menangani kecelakaan tersebut.
Noer Isrodin menegaskan program latihan itu wajib dilaksanakan setiap Kantor SAR di daerah minimal sekali dalam setahun sebagai upaya meningkatkan kesiapsiagaan dan menjamin bahwa sumber daya yang dimiliki siap melaksanakannya.
Tidak kalah penting adalah melatih upaya menjaring komunikasi dan jejaring terhadap seluruh stakeholder terkait karena tidak dipungkirinya, urusan SAR butuh sinergitas semua pihak karena wilayah Indonesia yang luas dan potensi kebencanaan yang kompleks. (jkr)
Discussion about this post