TARAKAN – Melanjutkan gebrakannya, Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) Tarakan di bawah kepemimpinan Effendy Gunardi dengan menggelar pelatihan pelatih lisensi C di lapangan Athira, Tarakan.
Kegiatan yang berlangsung sejak Minggu (5/11/2023) ini diikuti 25 peserta. Selain dari Tarakan, juga dari Malinau dan Bunyu masing-masing 1 peserta.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Perbasi Tarakan dalam bidang pembinaan Sumber Daya Manusia (SDM) pelatih, untuk meningkatkan kemampuan pelatih dalam mendukung pembinaan atlet ke depan.
“Memang ini adalah program kerja dari Perbasi Tarakan di bidang pengembangan sumber daya manusia, di mana mereka telah melaksanakan dengan baik pelatihan pelatih selama 4 hari ini,” ujar Ketua Perbasi Tarakan, Effendy Gunardi.
“Harapan kita pelatih-pelatih ini semakin banyak. Akan menciptakan atlet-atlet baik di Tarakan bahkan di Kalimantan Utara untuk pengembangan basket jauh lebih baik ke depan,” harapnya.
Menariknya, Perbasi Tarakan akan memberlakukan pelatih berlisensi saat menggelar kejuaraan Gubernur Cup 2023 pada akhir November nanti. Sehingga tidak ada lagi kesan pelatih yang menangani tim yang ambil bagian nantinya adalah pelatih abal-abal.
Kegiatan tersebut berakhir pada Rabu (8/11/2023) dengan sukses dan lancar. Untuk itu Effendy Gunardi mengapresiasi dukungan semua pihak. Terutama kepada Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltara, Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tarakan, Dispora Kaltara dan Disbudporapar Tarakan, pelatih, panitia, pengurus Perbasi dan peserta pelatihan.
Sementara itu, Sekretaris Disbudporapar Tarakan yang juga Ketua Dewan Penasehat Perbasi Tarakan, Zainuddin mengapresiasi kegiatan tersebut sebagai bagian pembinaan di bidang pelatih.
“Pelatih itu sangat penting. Karena regulasi itu mensyaratkan pelatih itu harus punya lisensi untuk membawa sebuah tim. Baik pada tingkat kejurda maupun lomba-lomba usia 16, 18 dan di atas 18 (tahun),” ujar Zainuddin.
Sepengetahuannya, peserta yang ambil bagian punya bakat untuk melatih. Hanya belum memiliki lisensi kepelatihan untuk diakui.
Ia juga mengapresiasi upaya Perbasi Tarakan yang menggelar kegiatan tersebut dengan kondisi saat ini. Padahal sepengetahuannya, menggelar kegiatan pelatihan ini membutuhkan biaya cukup besar. (jkr)
Discussion about this post