TARAKAN – Seiring terkendalinya inflasi, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Utara (Kaltara) juga menunjukkan tren positif di tahun 2022.
Hingga triwulan ketiga, perekonomian Kaltara tumbuh 5,39 persen (yoy). Diperkirakan pada triwulan keempat, perekonomian Kaltara juga masih tumbuh baik.
“Triwulan ketiga pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Utara 5,39 persen (yoy). Namun sampai dengan Desember kita memperkirakan akan mencapai di 4,5 – 5,39 persen,” ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltara, Teddy Arief Budiman pada pertemuan dengan awak media, beberapa hari lalu.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Kaltara di tahun 2023 diproyeksikan sedikit tertekan, antara 4,18 persen sampai 4,98 persen.
Proyeksi ini menurun dibandingkan pertumbuhan ekonomi tahun 2022. Bukan tanpa Analisa. Menurut Teddy, pihaknya melihat beberapa faktor mempengaruhi proyeksi tersebut.
“Ada faktor pendorong, pendukung dan ada faktor penahan. Kami melihat di 2023, secara naturalnya Kalimantan Utara sangat tergantung dengan ekspor batu bara dengan CPO. Sementara di 2023 kami masih melihat apakah ada kebijakan tertentu dari negara pembeli, karena tren dunia sekarang mengarah kepada energi hijau. Harga batu bara diperkirakan tidak sebaik harga di tahun 2022, sehingga kami tidak berani melakukan prediksi lebih tinggi,” bebernya.
“CPO juga demikian, banyak negara-negara pembeli mengurangi penggunaan kelapa sawit. Kita masih cermati, termasuk juga bagaimana pemerintah memberlakukan kebijakan terhadap batu bara dengan CPO,” lanjut Teddy.
Faktor lain, menurut Teddy, adalah cuaca. Di mana fenomena La Nina yang diprediksi masih akan berlanjut di tahun ini akan turut mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, terutama di volume perdagangan. (jkr)
Discussion about this post