TARAKAN – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Rapublik Indonesia (DPR RI) Deddy Yevri Hanteru Sitorus mengakui sektor UMKM memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Indonesia.
Data yang diperolehnya, kontiribusi UMKM terhadap Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) mencapai 61 persen serta telah menyerap tenaga kerja hingga 96,6 persen.
“UMKM ini adalah yang utama dari pada perekonomian kita,” ujarnya mengakui, saat memberi sambutan pada sosialisasi Program Kementerian Perdagangan kepada pelaku UMKM di Hotel Duta, Tarakan, Rabu (21/12/2022).
Karena itu, pemerintah juga terus mendukung pelaku UMKM dapat bertahan. Sepengetahuannya, selama pandemi Covid-19, pemerintah menggelontorkan Rp 21 triliun untuk pemulihan ekonomi.
Peruntukkannya tidak saja untuk merestrukturisasi kewajiban para kreditur usaha menengah, tetapi juga mendukung UMKM.
“Saya kira pemerintah sudah berbuat banyak dan sudah melakukan banyak hal, termasuk perbankan milik negara, dalam rangka menjamin UMKM kita bisa survive dalam masa pandemi,” tuturnya.
Pasca pandemi, masyarakat dihadapkan lagi pada gejolak ekonomi dunia yang turut mempengaruhi perekonomian Indonesia.
Karena itu, melalui kegiatan ini, pelaku UMKM dibekali upaya dapat bertahan dalam kondisi sekarang ini dengan berinovasi memanfaatkan teknologi.
“Salah satu topik yang menjadi perbincangan utama kita adalah bagaimana bisa memanfaatkan ekonomi digital yang sudah ada sekarang. Ini adalah kesempatan bagi kita karena kalau kita mampu menggunakan platform digital itu tentu sebagai konsumen akan diuntungkan, sebagai produsen akan diuntungkan, sebagai perantara pun akan diuntungkan,” tuturnya.
“Mudah-mudahan melalui sosialisasi ini, ibu-ibu, bapak-bapak semua bisa terbuka matanya bahwa sebenarnya kita juga bisa mengambil manfaat dari platform digital itu. Tidak saja sebagai produsen, sebagai pengusaha kecil, pengusaha rumah tangga, bahkan mungkin sebagai perantara,” harapnya.
Anggota Komisi VI DPR RI ini juga berharap pelaku UMKM dapat memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kesejahteraannya. Kementerian Perdagangan sendiri telah menargetkan 1 juta pelaku UMKM di Indonesia yang dapat mengakses platform digital.
Diharapkan Tarakan masuk dalam target tersebut dan bisa menjadi pilot project. Karena sebagai kota perdagangan dan jasa, mestinya masyarakat Tarakan bisa memanfaatkan platform digital karena lebih mudah membangun ekosistem.
Deddy Sitorus tidak menutup mata, UMKM selama ini menghadapi kendala. Paling utama adalah modal. Karena itu, pemerintah juga telah memberikan sejumlah solusi untuk pembiayaan yang dimanfaatkan pelaku UMKM.
Tidak hanya melalui pemerintah, sejumlah Badan Usaha MIlik Negara (BUMN) juga menyiapkan beberapa program. Seperti program MAKMUR untuk petani atau perusahaan di bidang pertanian dan kelautan.
Selain itu, ada juga program MEKAR yang memberikan akses pendanaan berkelompok kepada perempuan Indonesia. Program itu juga sudah masuk di Tarakan melalui BUMN PNM. Hal itu harus dimanfaatkan pelaku UMKM.
Selain modal, kendala lainnya adalah masih kurangnya pengetahuan pelaku UMKM terkait cara mengembangkan usahanya. Karena itu, ia berharap pemerintah daerah melalui DKUKMP bisa mengambil peran untuk memberikan ilmu tentang manajemen dan pengembangan usaha.
Kendala paling besar adalah inovasi produk. Mulai dari kemasan, rasa hingga penampilan. Semua itu berperan penting dalam memastikan produk tersebut punya nilai lebih dan dapat bersaing dengan produk lainnya.
Sementara itu, Wali Kota Tarakan dr. H. Khairul M.Kes mengapresiasi upaya Deddy Sitorus dalam mensejahterakan warga Tarakan.
“Atas nama masyarakat dan Pemerintah Kota Tarakan, saya menyampaikan apresiasi dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Anggota DPR RI Komisi VI Deddy Sitorus yang telah menginisiasi terlaksananya kegiatan ini,” ujar Asisten Bidang Administrasi Umum Jamaluddin membacakan sambutan wali kota.
Wali Kota mengakui, Deddy Sitorus bersama mitra kerjanya di Komisi VI, telah banyak melaksanakan berbagai program yang telah dirasakan manfaatnya bagi masyarakat Tarakan.
Pemkot Tarakan sendiri berkomitmen mewujudkan smart ekonomi, yakni bagaimana menjadikan Tarakan sebagai kota yang ramah bagi investasi dan memiliki iklim usaha sehat dengan pemanfaatan atau lokasi sumber daya secara cerdas.
Semua ini bertujuan untuk menjadikan ekonomi Tarakan tumbuh terus serta terwujudnya peningkatan dan pemerataan kesejahteraan, serta mengurangi pengangguran dan kemiskinan.
Kegiatan ini juga sangat relevan dengan kondisi Tarakan. Di mana sektor UMKM menjadi tumpuan kesejahteraan bagi masyarakat. Di Tarakan sendiri terdapat lebih dari 13 ribu usaha mikro, kecil dan menengah di Tarakan yang menyerap lebih dari 70 persen tenaga kerja.
“Pemerintah Kota Tarakan sendiri mendorong agar pelaku usaha termasuk pelaku UMKM yang menjadi sasaran sosialiasi ini untuk terus melindungi, tumbuh dan naik kelas,” harap Wali Kota. (jkr)
Discussion about this post